Warga Barabali Segel Kantor Desa

0

Praya (Suara NTB) – Ratusan warga Desa Barabali Kecamatan Batukliang, Kamis, 25 April 2024, menggeruduk kantor desa setempat. Warga meminta kepala desa (Kades) Barabali Lalu Ali Junaidi mundur dari jabatannya. Setelah yang bersangkutan tersandung kasus dugaan penyelewengan beras bantuan pangan dari pemerintah pusat. Kasusnya sendiri saat ini sudah ditangani pihak Polres Loteng.

Warga sudah berkumpul sejak pukul 08.00 Wita di depan kantor Desa Barabali. Sekitar sejam kemudian, warga mulai menggelar orasi. Dengan tuntutan utama mendesak Kades Barabali segera mundur dari jabatannya. Tidak hanya itu, warga juga meminta klarifikasi terkait kasus dugaan penyelewenngan beras bantuan sosial (bansos). Di mana ada ada sekitar 400 karung beras, masing-masing karung berisi 10 kg beras, dijual oleh kades bersangkutan.

Kepada aparat kepolisian warga mendesak agar kasus tersebut segera dituntaskan penangananya. Tidak hanya terbatas kepada kades saja, pihak yang membeli beras tersebut juga harus diproses hukum. Karena dinilai ikut terlibat dalam dugaan penyelewengan beras bansos tersebut. Termasuk pihak-pihak lainnya yang terlihat.

“Kepolisian kami minta memproses dan menindak tegas semua pihak yang terlibat dalam kasus ini,” teriak koordinator aksi, Khaidir Ali.

Tak lama berselang Kades Barabali kemudian keluar menemui warga. Ia lantas memberikan klarifikasi terkait kasus dugaan penyelewengan beras bansos tersebut. Namun karena jawaban yang disampaikan terkesan berbelit-belit warga pun mengaku tidak puas. Dan, malah menyodorkan surat pernyataan pengunduran diri kepada Kades Barabali. Tetapi ditolak, dengan dalih masih menunggu proses hukum.

“Dalam program bantuan pangan (beras) ini, pemerintah desa hanya fungsinya sebagai koordinasi saja. Sementara untuk urusan penyaluran itu menjadi kewenangan pihak Bulog bersama mitranya,” tegasnya.

Ia juga sempat menyinggung soal keberadaan koordinator desa (kordes), koordinator kecamatan (korcam) hingga koordinator kabupaten (korkab) dalam program tersebut. Bahwa semua yang dilakukan pihak desa diakuinya sudah dikoordinasi dengan pihak coordinator program.

Warga yang tidak puas mulai tersulut emosinya. Terlebih setelah permintaan untuk menandatangani surat pernyataan pengunduran diri tidak digubris oleh Kades Barabali. Jalannya aksinya pun memanas. Warga sempat melakukan aksi pelemparan ke arah kantor desa menggunakan air mineral kemasan.

Aparat keamanan dari Pol PP dan kepolisian dibantu TNI tak kuasa membendung warga yang terus merangsek masuk ke kantor desa. Tanpa mampu dicegah, warga lantas menyegel kantor Desa Barabali menggunakan papan serta bambu. Semua staf dan pegawai desa yang ada diminta keluar.

Akibatnya pelayanan di kantor desa lumpuh total. Usai melampiaskan emosinya dengan menyegel kantor desa, warga perlahan membubarkan diri sekitar pukul 11.00 wita. Beberapa perwakilan warga kemudian melanjutkan aksinya ke Polres Loteng. Untuk meminta kejelasan proses penanganan kasus yang menjerat Kades Barabali tersebut. (kir)