Potret Warga Jelang Ramadan, Bertahan Hidup dari Membersihkan Kuburan

0

Kota Mataram (Suara NTB) – Setiap menjelang bulan puasa dan hari Lebaran, salah satu tempat yang ramai didatangi warga ialah kompleks pemakaman. Berziarah makam sebelum puasa dan pada hari Lebaran merupakan salah satu tradisi yang melekat sejak lama dalam kehidupan masyarakat.

Kesempatan inilah yang dijadikan peluang oleh warga yang berada di sekitar TPU Karang Medain untuk mendapatkan uang, salah satunya dengan menawarkan jasa membersihkan kuburan.

Salah satu warga yang menggantungkan hidupnya dari keramaian peziarah di TPU Karang Medain ialah Roh. Perempuan yang telah memasuki usia senja, sekitar 60-an tahun ini telah lama menggantungkan hidupnya dengan menunggu para peziarah di TPU Karang Medain. Hasilnya memang tidak seberapa, namun hanya itulah yang bisa ia lakukan untuk bertahan hidup.

Roh tak memiliki keinginan yang muluk-muluk atas hidup. Ia juga tak memiliki harapan besar dapat terlepas dari rantai kemiskinan yang membelitnya, terpenting setiap hari ia bisa mengisi perutnya kendati penghasilannya dari membersihkan pusara tersebut bisa dibilang jauh dari cukup.

“Kadang dalam sehari saya hanya dapat Rp 10 ribu,” ujarnya kepada Suara NTB.

Tak hanya dirinya yang menawarkan jasa membersihkan kuburan, namun ada puluhan warga lainnya. Mereka pun harus berlomba-lomba menawarkan jasanya kepada para peziarah. Peziarah hanya ramai pada momen tertentu, namun Roh mengatakan ia setiap hari datang ke TPU Karang Medain dengan harapan selalu ada peziarah yang datang dan meminta jasanya membersihkan pusara.

“Tiap hari saya ke sini walaupun sepi. Saya tetap di sini,” kata Roh.

Setiap pagi ia berjalan kaki ke TPU Karang Medain dari rumahnya di Lingkungan Punia Jamak, Kelurahan Punia. Ia berangkat pada pagi hari dan kembali menjelang petang. Ia mengatakan jika ada peziarah yang memanfaatkan jasanya, ia tak menetapkan nilai upah. Ia menerima berapa pun uang yang disodorkan para peziarah.

“Kadang dikasih Rp 1.000-Rp 2 ribu, kadang juga ada yang ngasi Rp 5 ribu,” sebutnya. Roh mengaku telah bertahun-tahun bekerja sebagai tukang bersih kuburan, sekitar 20 tahun lamanya. (ynt)