Pembelajaran di Sekolah Harus Terapkan Prokes

0

Mataram (Suara NTB) –  Pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas harus tetap menerapkan protokol kesehatan (Prokes) yang ketat. Meskipun sejumlah daerah seperti di Kota Mataram memasuki PPKM level 1, sekolah diminta tidak boleh mengabaikan prokes pencegehan penularan Covid-19.

Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB di Mataram dan Lombok Barat (Lobar), Dr. Lalu Basuki Rahman pada Kamis,  21 Oktober 2021 mengatakan, pembelajaran di sekolah tetap dengan protokol kesehatan  ketat walau sudah berada di PPKM level 1.

“PTM terbatas yang telah dilakukan selama ini sudah menggunakan Prokes ketat, ada tempat cuci tangan dengan sabun di depan kelas, jarak duduk minimal  1,5 meter, kerumunan dihindari dengan kantin pesan antar,ada satgas Covid-19 yang terus menerus sosialisasi dan menjaga Prokes,” ujar Lalu Basuki.

Ia menegaskan, PTM terbatas dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat tetap harus dilaksanakan karena pandemi Covid-19 masih belum berakhir. Opsi PTM penuh sedang digodok Dinas Dikbud NTB, karena hampir semua siswa siswa dan pendidik dan tenaga kependidikan sudah divaksin Covid-19.

Sementara itu, terkait PTM terbatas yang mengombinasikan pembelajaran secara luring dandaring, menurut Lalu Basuki, terkait PTM daring pengawasan lebih dekat dengan orang tua atau wali siswa di rumah. Maka diperlukan keterlibatan orang tua dan masyarakat untuk memperkuat pembelajaran karakter.

“Agar tidak terjadi efek negatif penggunaan gawai. Sedangkan untuk luring, yang diperketat sosialisasi, edukasi, dan pengawasan agar tidak terjadi kerumunan terutama saat datang masuk dan pulang sekolah,” ujar Lalu Basuki.

Sebelumnya, Lalu Basuki juga mengatakan, terkait kerumunan yang terkadang muncul di depan sekolah, sepertinya terjadi saat kedatangan siswa dan kepulangan siswa. Ia mengimbau sekolah agar mengatur siswa dan mengatur proses pengantaran dan penjemputan agar tidak terjadi kerumunan.

“Caranya jika penjemputan dilakukan di luar gerbang sekolah, maka siswa yang dijemput saja dipanggil keluar halaman sekolah. Saat pengantaran masuk sekolah, pengantar diimbau masuk langsung ke tempat parkir dalam halaman agar tidak menumpuk dan berkerumun di jalan depan sekolah,” saran Lalu Basuki.

Selain itu, ia juga menyarankan agar kelas-kelas dalam sif yang sama tidak dipulangkan serentak, tetapi bertahap dengan jeda 10 menit sampai 20 menit. “Misalnya bisa kelas X IPS 1 pulang duluan terus digilir dengan kelas X IPS 2 dan seterusnya,” sarannya. (ron)