RSUD Praya Tak Kunjung Naik Kelas

0

Praya (Suara NTB) – Upaya manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Praya Lombok Tengah (Loteng) untuk bisa menaikkan status dari rumah sakit tipe C ke rumah sakit tipe B, sampai sejauh ini belum membuahkan hasil. Masih terbatasnya jumlah dokter spesialis yang dimiliki RSUD Praya jadi kendala utama.

Menurut Direktur RSUD Praya, dr. Muzakir Langkir, untuk bisa naik kelas ke tipe B, RSUD Praya butuh setidaknya empat dokter spesialis tambahan, yakni dokter spesialis jantung, rehabilitasi medik, urologi dan dokter spesialis paru.

“Kalau untuk dokter spesialisasi lainnya yang dipersyaratkan sudah terpenuhi,” terangnya pada Suara NTB, Sabtu, 14 Januari 2017.

Begitu juga, dari sisi kelengkapan sarana dan prasarana penunjang rumah sakit tipe B, RSUD Praya sudah bisa dikatakan lengkap. Tinggal pemenuhan syarat ketersediaan dokter spesialis saja yang masih harus dikejar. “Inilah yang jadi PR kita saat ini. Dan, kita berupaya supaya tahun ini, kekurangan dokter spesialis tersebut sudah bisa dipenuhi,”  ujarnya.

Ia menjelaskan, dari empat dokter spesialis yang dibutuhkan, untuk dokter spesialis jantung sudah ada yang mengajukan diri. Sementara untuk tiga dokter spesialis lainnya, masih dicari. Kalau tahun ini kekurangan dokter spesialis tersebut sudah terpenuhi, maka tahun ini juga pihaknya akan mengajukan peningkatan status rumah sakit.

Menurut Langkir, peningkatan status rumah sakit bukan semata-mata persoalan prestise saja. Tetapi lebih ada upaya peningkatan kualitas layanan kesehatan kepada masyarakat, karena kalau status sudah naik ke tipe B, maka jumlah layanan dan tentunya kualitas layanan RSUD Praya akan semakin meningkat, sehingga  masyarakat akan semakin terbantu. “Hanya saja, ini bukan tugas yang ringan. Butuh kerja keras dan tentunya dukungan seluruh elemen masyarakat serta pemerintah di daerah ini,” imbuhnya.

Ke depan seiring dengan upaya peningkatan status rumah sakit tersebut, internal RSUD Praya juga akan dibenahi secara bertahap, mulai dari penyiapan sarana dan prasana pendukung, terutama ruang inap. Termasuk pula pembenahan dari sisi sumber daya manusia (SDM) yang ada, dari tenaga administrasi sampai tenaga medis yang ada.

Untuk tenaga medis, pihaknya berencana akan melakukan verifikasi kembali sesuai dengan kompetensi tenaga medis, supaya tenaga medis yang ada nanti, benar-benar sesuai dengan tuntutan zaman. (kir)