Lahirkan Kebijakan yang Berpihak pada UMKM

0

Mataram (Suara NTB) – Akibat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat di masa Pandemi Covid-19 ini, perekonomian masyarakat mendapat pukulan cukup keras. Sampai saat ini banyak UMKM yang masih belum bisa bangkit setelah usahanya merosot sejak Pandemi Covid-19.

Melihat hal itu, anggota komisi II DPRD Provinsi NTB bidang ekonomi Made Slamet mengaku sangat prihatin dengan keadaan UMKM di masa Pandemi Covid-19 ini. Karena itu ia mendorong Pemprov NTB untuk mengeluarkan kebijakan yang berpihak kepada pelaku UMKM.

“Untuk pemulihan ekonomi kita, khususnya di sektor UMKM, saya harapkan pemerintah perlu membuat kebijakan untuk membantu UMKM kita. Karena kalau UMKM kita tidak diperhatikan, akan terjadi ketimpangan ekonomi yang sangat tajam,” ujar Made Slamet, Rabu, 15 September 2021.

Namun demikian sampai sejauh ini pihaknya belum melihat upaya serius dari Pemprov NTB dalam membangkitkan sektor UMKM, khususnya di kota Mataram. “Saya sendiri cukup kecewa, justru UMKM kita terabaikan, pemerintah sangat kurang melirik UMKM ini,” ungkapnya.

Disampaikan politisi PDI-P itu, dia sendiri punya binaan UMKM di dapilnya Kota Mataram. Yang sebelumnya dia bantu lewat dana aspirasinya batik berupa bantuan modal dan barang. Tapi ratusan UMKM binaannya itu terancam gulung tikar sejak Pandemi ini.

Oleh sebab itu lah Made Slamet kemudian mendorong agar pemerintah segera bertindak membantu mereka. Jika tidak mereka akan benar-benar bangkrut dan jatuh miskin karena tidak memiliki usaha dan pendapatan.

“Untuk membantu UMKM ini besar sebenarnya, anggarkan bantuan modal tidak banyak, cukup masing-masing dua juta saja mereka sudah bisa bangkit lagi,” ujarnya. Made sendiri di tahun anggaran 2020 ini sudah mengusulkan lewat dana aspirasinya untuk bantuan permodalan UMKM ini. Akan tetapi sangat dia sayangkan sampai saat ini belum ada satupun yang terealisasi.

“Ada 400 pedagang yang saya usulkan, tapi semuanya tidak diproses oleh dinas terkait, padahal bantuan modal ini sangat dibutuhkan UMKM kita. Karena usaha mereka banyak yang rontok. Mereka mau buka usaha sekarang tidak ada modal. Daripada bagi-bagi sembako, lebih baik berikan bantuan modal,” pungkasnya. (ndi)