Kunjungan Wisatawan Malaysia Turun 40 Persen

0

Mataram (Suara NTB) – Berkurangnya kunjungan wisatawan mancanegara (Wisman) pascamencuatnya virus Corona, belakangan ini ternyata berdampak serius bagi sektor pariwisata di NTB. Pasalnya, banyak pasar wisatawan yang biasa digarap pelaku industri menunjukkan penurunan angka kunjungan.

Ketua Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) NTB, Awanadi Aswinabawa, menerangkan bahwa pasar wisatawan seperti Singapura dan Malaysia yang lazim digarap pelaku industri pariwisata mulai sepi pesanan. ‘’Kalau diukur dari Januari tahun lalu, itu berkurang 30-40 persen khusus karena Corona ini,’’ ujarnya, Jumat, 14 Februari 2020.

Diterangkan Awan, penyebaran virus Corona secara umum menurunkan tren berwisata, khususnya di daerah Asia Tenggara. Hal tersebut mengingat beberapa negara telah mencatat kasus positif Corona, sehingga banyak wisatawan menunda pilihan berlibur ke luar negeri untuk menghindari kemungkinan terpapar virus berbahaya tesebut.

Pengamanan yang dilakukan oleh pemerintah daerah dan stakeholder terkait, disebut tidak banyak berpengaruh untuk meyakinkan wisman agar mau berlibur.

‘’Karena bukan suatu negara masih bebas Corona atau pengamanan ketat masalahnya. Tapi mereka memang takut berpergian ke luar negeri, karena di negara mereka juga sudah ada yang positif (Corona),” ujar Awan.

Selain wisatawan Malaysia dan Singapura, penurunan pesanan paket wisata juga dirasakan terutama dengan berkurangnya kunjungan wisatawan menggunakan kapal cepat dari Bali. Diterangkan Awan, hal tersebut dapat dilihat dari jumlah kunjungan kapal cepat menuju kawasan Tiga Gili yang semakin berkurang.

Diterangkan Awan, peningkatan kunjungan wisatawan diperkirakan akan terjadi pada April mendatang. Namun, jika kasus Corona masih menghantui dunia, hal tersebut dikhawatirkan tidak akan berarti baik bagi sektor pariwisata.

‘’Kalau (kasus Corona) ini lama, pasar Asia Tenggara akan sepi. Kapal-kapal pesiar itu juga mulai ada membatalkan di beberapa negara,’’ ujarnya.

Sampai saat ini pariwisata NTB disebut bergantung pada pangsa pasar wisatawan Eropa dan Australia yang masih cukup stabil. Selain itu, penggarapan pasar wisatawan domestik diharapkan dapat menjadi perhatian pemerintah untuk segera menyusun strategi promosi.

‘’Wisatawan domestik ini tumpuan nomor satu sekarang. Karena itu pemerintah, mungkin melalui Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) mesti segera menyusun langkah strategis cepat,’’ ujar Awan. Menurutnya, beberapa daerah seperti Bali, Batam, dan Manado dapat dijadikan contoh mengantispasi dampak virus Corona terhadap sektor pariwisata.

‘’Di sana itu sudah mulai sepi. Kalau tidak sigap, kita juga bisa seperti itu,’’ sambungnya.

Terpisah Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTB, Anita Achmad, menerangkan sampai saat ini ada beberapa jadwal kegiatan yang akan digelar di NTB, baik itu skala nasional maupun internasional. Mengikuti perkembangan yang terjadi, kolaborasi antara stakeholder dan pelaku industri diharapkan dapat mendorong geliat pariwisata.

“Kita mau berkolaborasi seperti apa, jelas kita mendukung event semua itu. Sama kita tetap punya planning membuka slot (penerbangan),’’ ujarnya.

Di sisi lain, untuk menanggulangi dampak corona maka promosi akan dilakukan pada pasar-pasar wisatawan yang memiliki potensi besar dan bagus. Khususnya untuk penggarapan pasar wisatawan domestik yang semakin meningkat beberapa waktu belakangan. ‘’Jelas harus lebih bagus dan membaca situasi dari pariwisata ini,’’ pungkasnya. (bay)