Zul-Rohmi Akhiri Kepemimpinannya dengan Capaian Angka Stunting 13,78 Persen

0

Mataram (Suara NTB) – Masalah stunting menjadi salah satu penekanan Gubernur dan Wakil Gubernur NTB Dr. H Zulkieflimansyah – Dr. Hj Sitti Rohmi Djalilah selama lima tahun terakhir. Sejumlah upaya strategis telah dilakukan, mulai dari optimalisasi Posyandu Keluarga hingga Bhakti Stunting. Hasilnya yaitu angka stunting NTB saat ini  berada di 13,78 persen atau melebihi target yang sudah ditentukan pemerintah.

Angka 13,78 persen itu merupakan Data Elektronik Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) yang diperbaharui September 2023. Angka ini dinilai sebagai pencapaian yang melebihi target karena pemerintah menargetkan di tahun ini angka stunting bisa diturunkan menjadi 16 persen.

Hj Sitti Rohmi Djalilah mengatakan, secara umum angka stunting di Indonesia dilihat dari data survey. Namun hal tersebut tidak bisa memetakan langkah untuk di intervensi, sehingga memerlukan data by name by address. Sehingga Posyandu Keluarga menjadi pintu masuk untuk mengintervensi persoalan ini,  mengingat Posyandu dilaksanakan secara konsisten setiap bulan di seluruh dusun di NTB.

“Program Posyandu Keluarga kita jadikan sebagai pusat edukasi berbasis dusun, yang tidak hanya menangani masalah kesehatan, stunting, penyakit menular tidak menular, tetapi dengan Posyandu Keluarga bisa digunakan untuk menangani berbagai permasalahan sosial yang dialami masyarakat seperti stunting, perkawinan anak dan lain sebagainya,” kata Rohmi di ruang Command Center UPT Pusat Layanan Digital NTB Senin, 18 September 2023.

Ia mengatakan, seluruh Posyandu di NTB yang berjumlah 7.716 telah menjadi Posyandu Keluarga pada tahun 2020. Dengan menjadi Posyandu Keluarga, Posyandu NTB semakin berjalan dengan aktif, kualitasnya terus ditingkatkan. NTB memiliki data By Name By Address, sehingga kasus stunting di NTB benar-benar bisa diintervensi penanganannya.

Adapun tren perkembangan dan penurunan Stunting Provinsi NTB dalam lima tahun terakhir dari tahun 2019 sampai dengan September 2023 yaitu tahun 2019 angka stunting NTB berada di angka 25,9 persen, turun 2,4 persen. Kemudian di tahun 2020 angka stunting NTB berada di angka 23,51 persen, turun hingga 4,3 persen dan pada tahun 2021 angka stunting NTB berada pada posisi 19,23 persen, turun 2,4 persen. Di tahun 2022 angka stunting NTB berada pada posisi 16,84 persen, turun hingga 3,0 persen sehingga angka stunting di tahun 2023 berada pada angka 13,78 persen, melebih target yang di tentukan pada tahun 2023 yakni 16 persen.

Rohmi menjelaskan bahwa pencapaian tersebut tidak hanya mencerminkan kesuksesan dalam mengurangi tingkat stunting, tetapi juga komitmen pemerintah NTB dalam meningkatkan kualitas hidup anak-anak di wilayah NTB. Ia memberikan apresiasi kepada semua pihak yang telah mendukung program-program penanggulangan stunting selama masa jabatannya.

“Kami memahami bahwa upaya mengatasi stunting memerlukan pendekatan komprehensif, dan ini adalah bukti bahwa kerjasama berbuah hasil,” tutupnya.(ris)