Kreativitas Tak Terhalang Disabilitas

0

Mataram (Suara NTB) – Keterbatasan fisik tidak menjadi penghalang bagi siswa berkebutuhan khusus (disabilitas) unjuk kreativitas pada Gelar Budaya NTB Gemilang 2020. Pendidikan khusus yang diselenggarakan di Sekolah Luar Biasa (SLB) ditujukan untuk menumbuhkembangkan potensi diri siswa dalam ilmu pengetahuan dan keterampilan. Juga memperkuat tingkat percaya diri mereka.

Pembukaan Gelar Budaya NTB Gemilang, pada Senin, 23 November 2020, siswa SLB yang menyandang tuna rungu menari di panggung diiringi musik gamelan. Di akhir tarian, mereka membentangkan spanduk kecil bertuliskan Gelar Budaya NTB Gemilang yang disambut tepuk tangan dari para hadirin.

Kepala Dinas Dikbud NTB, Dr. H. Aidy Furqan, M.Pd., menyampaikan, untuk siswa SLB, pihaknya melaksanakan pembelajaran dengan pemberian penguatan pendidikan life skill. Bukti nyata berbagai produk kreasi siswa SLB bisa dilihat di stan-stan SLB yang berada di halaman kantor Dinas Dikbud NTB selama kegiatan Gelar Budaya NTB Gemilang, mulai Senin, 23 November 2020 sampai dengan Sabtu, 28 November 2020.

Aidy menekankan, implementasi kurikulum SLB mengkombinasikan antara pengetahuan dan keterampilan yang ujungnya akan memunculkan daya kreativitas siswa SLB. Untuk itu, pemenuhan sarana prasarana belajar dan praktik terus diupayakan secara berkelanjutan.

“Kalau sebelumnya siswa SLB setelah lulus hanya mendapat kemampuan baca, tulis, dan dapat ijazah, sekarang bersama teman-teman lainnya kami dorong agar tidak boleh sebatas itu saja. Pengembangan kreavitas siswa juga harus dikembangkan,” katanya.

Tidak hanya sebatas itu, siswa SLB juga diberikan panggung yang sama dengan siswa SMA dan SMK. Pada kegiatan Pojok Ekspresi yang rutin dilaksanakan oleh Dinas Dikbud NTB, siswa SLB juga menampilkan kreasi seni mereka di atas panggung yang disiarkan secara streaming di kanal YouTube dan media sosial Dinas Dikbud NTB. “Mereka difasilitasi dengan berkesenian, kami memberi kesempatan yang sama kepada mereka,” kata Aidy.

Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus (PK-PLK) Dinas Dikbud NTB, Hj. Eva Sofia Sari, S.Pd., M.Pd. menambahkan, untuk program pengembangan kreativitas siswa SLB difokuskan untuk memiliki life sill. Selain itu, juga memfasilitasi siswa berkebutuhan khusus untuk mengikuti pendidikan di sekolah umum melalui program inklusi..

Eva menjelaskan, untuk program life skill bagi siswa SLB, guru-guru membekali kepada anak-anak berbagai keterampilan. “Saat mereka sudah lulus, siswa SLB memiliki keterampilan,” katanya.

Berbagai keterampilan siswa SLB diakui banyak pihak. Seperti keterampilan membatik, hasil karya siswa dipamerkan sampai ke luar daerah. Keterampilan tata boga juga diberikan kepada mereka agar bisa memproduksi, seperti membuat telur asin, kerupuk kulit, dan kemampuan lainnya. “Sehingga mereka bisa mandiri, walaupun dengan keterbatasan yang mereka miliki,” katanya.

Pihak pengelola SLB memang didorong untuk menonjolkan praktik kepada siswa. Praktik keterampilan di SLB tidak sebatas membatik dan boga, ada banyak keterampilan yang diberikan ke siswa, seperti teknik pengelasan dengan membuat rak bunga, membuat tempat tisu, dan produk kreatif lainnya.

“Seperti membatik, siswa langsung praktik membatik. Jadi memang sekolah mendanai membeli alat, kemudian membelikan bahan, nanti praktik didampingi guru. Semua bahan dan peralatan ada di sekolah. Mereka bisa membeli melalui dana BOS yang digulirkan,” katanya.

Di acara-acara Dinas Dikbud NTB, siswa SLB juga dilibatkan dan diberi kesempatan yang sama dengan siswa SMA dan SMK. “Kami tidak menganaktirikan. Dengan adanya Gelar Budaya dan Pojok Ekspresi, kami memberikan kepercayaan, bahwa mereka bisa beraktivitas dengan temannya yang tidak sama dengan mereka. Itu akan menimbulkan kepercayaan diri yang tinggi, mereka tidak dianggap sebelah mata oleh masyarkat, mereka punya kreativitas yang sama dan patut dibanggakan,” pungkas Eva.

Kepala SLBN 2 Mataram, Winarna, M.Pd., mengatakan pihaknya sebagai warga SLB merasa cukup bangga dengan terwadahinya kreavitas siswa, baik bidang seni, budaya, dan keterampilan yang dilakukan oleh Dinas Dikbud NTB.

“Hal tersebut sangat mengakomodir anak berkebutuhan khusus, kalo kita lihat saat tampil sepanggung dan sepaket dengan siswa SMA/SMK reguler kita tidak bisa membedakan mana siswa ABK,” katanya. (ron)