Masyarakat Taliwang Pertanyakan Kelanjutan Proyek Pengaman Banjir

0

Taliwang (Suara NTB) – Masyarakat yang berada di Kelurahan Sampir, Kecamatan Taliwang, kembali mempertanyakan kelanjutan proyek pengamanan banjir kota Taliwang yang hingga kini belum rampung. Proyek ini ditaksir menghabiskan anggaran APBN sekitar Rp19,669 miliar tahun 2017 lalu dan saat ini terdapat beberapa titik pengaman berupa bronjong yang tidak kunjung terbangun.

Pantauan Suara NTB menggambarkan, sejak akhir tahun 2017 lalu, hingga saat ini belum ada pengerjaan lanjutan baik itu pihak kontraktor maupun pemilik program Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara I. Bahkan di beberapa titik yang belum terpasang pengaman, sudah mulai tergerus air. Hal ini sangat dikhawatirkan, karena tepat berada di depan rumah warga. Selain masalah itu, di titik yang belum terpasang juga menjadi salah satu lokasi masuknya air ke perkampungan penduduk. Sehingga masyarakat meminta kepada BWS bisa segera mengambil tindakan, jika tidak maka bisa menimbulkan masalah di kemudian hari.

Owi Sanjaya, yang rumahnya berada di titik bronjong belum terpasang, kepada Suara NTB, Kamis, 12 April 2018 mengatakan, bronjong yang belum terbangun tepat berada didepan rumahnya ada sekitar 30 meter. Kondisi tebing yang ada saat ini juga sudah tergerus air dari total sekitar delapan meter saat ini tersisa empat meter saja. Bahkan jalan yang ada di depan rumahnya juga tersisa tinggal dua meter. Inilah yang sangat di khawatirkan, jika masalah ini tidak bisa segera ditangani maka rumahnya juga akan terdampak. Masyarakat setempat juga sempat dijanjikan pada bulan ini (April) akan dilanjutkan pekerjaan yang ada. Tetapi faktanya hingga kini belum ada kejelasan dari kontraktor maupun pemilik program.
“Kami sebagai warga yang akan terkena dampak awal ketika banjir datang, sangat berharap supaya bisa dilanjutkan untuk meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan terjadi,” ujarnya.

Sementara itu, Lurah Sampir Suruji yang ditemui terpisah mengatakan, pada hakikatnya, keberadan bronjong ini sudah membantu masyarakat di wilayahnya terhindar dari banjir. Hanya saja titik-titik yang belum terpasang, diharapkan untuk segera diselesaikan. Selain masalah tersebut, masyarakat setempat juga meminta kepada Pemerintah untuk bisa meninggikan posisi yang ada saat ini. Hal tersebut diharapkan bisa terealisasi, karena kondisi saat ini masih rata dengan jalan. Sehingga ketika ketinggian air sungai sudah melebihi bronjong, maka jalan serta perkampungan akan terendam.
“Rata-rata masyarakat minta supaya bronjong yang terpasang saat ini bisa ditinggikan minimal satu meter. Sehingga masyarakat tidak lagi was-was ketika air sungai yang ada meluap, ” ungkapnya.

Ditambahkannya, dengan kondisi saat ini, masyarakat masih merasakan dampak dari meluapnya air sungai Brang Rea ini. Seperti yang terjadi akhir tahun 2017 lalu, padahal di lokasi tersebut bronjongnya sudah terpasang, tetapi karena kurang tinggi maka air tetap menggenangi rumah warga. Sementara titik yang belum terbangun yang berada di RT 12, pihak terkait tetap meminta kepada BWS bisa segera menyelesaikan pekerjaan yang ada. Bahkan hingga saat ini juga belum ada komplain dari masyarakat terkait proyek belasan miliar tersebut.

“Alhamdulillah sampai dengan saat ini belum ada masyarakat yang komplain, hanya saja ada harapan masyarakat untuk bisa ditinggikan. Sehingga air tidak lagi masuk dan menggenangi pemukiman warga,” tandasnya.

Menanggapi masalah ini, Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum (PU) Penataan Ruang Pemukiman Perumahan (PRPP) Novrizal Zain Syah SE mengatakan, hingga saat ini belum ada informasi terbaru dari BWS untuk melanjutkan program yang ada. Hanya saja pihak terkait mendesak supaya BWS bisa segera merampungkan pekerjaan yang ada. Karena keberadaan pengaman banjir di lokasi tersebut merupakan harapan masyarakat selama ini. Hal ini tentu sangat berasalan, karena hampir setiap musim penghujan, lokasi ini selalu menjadi langganan banjir setiap tahunnya. Sementara apa yang menjadi keinginan masyarakat untuk bisa meninggikan bronjong yang ada saat ini tetap akan disuarakan ke BWS untuk bisa direalisasikan.

“Kita belum menerima informasi terkait kelanjutan program pengaman banjir yang ada saat ini. Meskipun demikian kita tetap mendesak BWS untuk merampungkan pekerjaan yang ada. Sehingga tidak ada lagi lokasi longsor akibat tergerus air,” tegasnya. (ils)