2017, Bulog NTB Targetkan Serap 184 Ribu Ton Beras Petani

0

Mataram (suarantb.com) – Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Divre NTB, menargetkan serapan sebanyak 184.000 ton beras dari petani tahun 2017. Demi merealisasikan target tersebut, Bulog telah memiliki beberapa langkah agar serapan beras tahun ini mencapai target.

Kepala Bulog Divre NTB, Achmad Ma’mun mengatakan pihaknya menggandeng gabungan kelompok tani (gapoktan), mitra dan dinas teknis terkait. Bulog juga akan merangkul para pengelola Lumbung Desa.

Saat ini terdapat 153 Lumbung yang tersebar di seluruh NTB. Menurut Ma’mun, menggandeng Gapoktan dan para pengelola Lumbung Desa akan mempercepat pencapaian  target 184 ribu ton beras tersebut.

“Kita mengharapkan dengan adanya kerjasama ini, Bulog sebagai koordinator untuk mensinergikan kekuatan yang ada ini. Harapannya Bulog dapat dirasakan kehadirannya oleh petani di Provinsi NTB,” ujarnya, Rabu, 1 Februari 2017.

Selain  menggandeng gapoktan, Bulog juga menggandeng beberapa BUMN. Di antaranya BNI dan perusahaan asuransi PT. Jasindo sebagai sinergi untuk mempermudah Bulog  merealisasikan target tersebut.

Dari sisi perbankan, BNI  menjadi pihak penyedia kredit kepada petani untuk mendukung kebutuhan pra produksi hingga produksi. Nantinya, perbankan akan membiayai seluruh pembiayaan dari proses pengolahan lahan, penanaman, perawatan (pemupukan), hingga panen.

Sementara Jasindo siap memberikan jaminan asuransi demi memberikan jaminan bagi para petani. Jika nantinya hasil produksi mereka mengalami kerugian baik gagal panen karena bencana banjir maupun rusak oleh serangan hama.  Petani hanya membayar Rp 36.000 selama satu musim tanam.  Dengan kepesertaan itu, petani mendapatkan proteksi Rp 6 juta jika terjadi gagal panen.

Dengan pola kerjasama dan kemitraan seperti itu, hasil produksinya harus dijual ke Bulog.

Menurutnya langkah seperti ini akan mampu merealisasikan target serapan beras petani tahun ini. Terlebih, target serapan beras tahun 2016 lalu tak mencapai target.

Hal tersebut, juga menjadi solusi langkah agar para petani mampu mengakses fasilitas kredit dan asuransi yang disediakan Bulog. Sehingga dengan adanya pola kerjasama diatas, para petani  dapat mendapat kepastian pasar dan jaminan harga dari Bulog.

“Kita ndak bisa gerak sendiri, kita harus berkolaborasi seperti ini,” demikian  Ma`mun. (hvy)