Pekasih Keluhkan Enam Bulan Upah Belum Dibayar

0

Mataram (Suara NTB) – Puluhan pekasih se-Kota Mataram, Rabu, 29 November 2017 kemarin mengadu ke DPRD Kota Mataram. Mereka mengeluhkan upah mereka selama enam bulan belum dibayar oleh Pemkot Mataram.

Selain itu, mereka juga menuntut kenaikan upah. Karena sudah puluhan bahkan belasan tahun upah yang mereka terima sangat rendah, yakni Rp 400 ribu per bulan.

Ketua Forum Pekasih Kota Mataram, Suherman di hadapan Komisi I DPRD Kota Mataram yang menerima kedatangan mereka, mengungkapkan upah yang diterima pekasih sangat tidak layak.

‘’Gaji kita hanya Rp 400 ribu, malah dipotong-potong. Sekarang sudah lima bulan kita tidak terima honor,’’ keluh Suherman yang menjadi pekasih sejak tahun 1997 ini.

Keinginan dari para pekasih, lanjut dia, bagaimana agar Pemkot Mataram lebih memperhatikan nasib para pekasih. Pekasih menuntut kesetaraan upah dengan kepala lingkungan. ‘’Kalau bisa upah kita disamakan dengan kepala lingkungan,’’ cetusnya. Forum Pekasih juga mengusulkan agar para pekasih dibekali dengan seragam agar jelas identitasnya.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pertanian Kota Mataram, Ir. H. Mutawalli yang diwakili oleh stafnya mengaku, pekasih yang hadir di DPRD Kota Mataram hanya setengahnya dari total jumlah pekasih di Kota Mataram.

‘’Baru kali ini kami mendengar keluhan dari pekasih,’’ cetusnya. Dia tidak menampik bahwa peran pekasih masih dibutuhkan. Data dari Dinas Pertanian Kota Mataram, luas lahan pertanian di ibukota provinsi NTB ini sekitar 1.973 hektar.

‘’Paling luas di Sandubaya 594 hektar, Sekarbela 543 hektar, Mataram 284 hektar, Selaparang 212 hektar, Cakranegara 273 hektar dan Ampenan 165 hektar,’’ sebutnya.

Tidak bisa dihindari lahan pertanian ke depan akan semakin berkurang. Namun Dinas Pertanian berkomitmen mempertahankan sekitar 400 hektar sebagai lahan abadi. ‘’Meskipun sedikit akan tetap kita pertahankan. Kita sedang menunggu Perda RTRW,’’ katanya.

Sementara itu, Kabag Pemerintahan Setda Kota Mataram, I Putu Sudarsana melalui salah seorang Kasubbagnya, Siti Nurhayati Ahyan menyampaikan, jumlah pekasih di Kota Mataram 47 orang. Ia mengakui bahwa honor para pekasih selama enam bulan pada tahun 2017 ini belum dibayarkan.

‘’Ini karena anggarannya ada di ABT (anggaran belanja tambahan),’’ katanya. Tahun 2018 rencananya pembayaran honor pekasih akan dipindahkan ke kecamatan agar memudahkan evaluasi.

Bagian Pemerintahan juga tidak menyangkal bahwa memang benar honor pekasih selama 10 tahun lebih tidak pernah ada kenaikan. Berbedanya besaran honor yang diterima pekasih dengan Kaling, disesuaikan dengan tupoksinya.

‘’Pekasih hanya fokus pada satu bidang. Sedangkan kalau Kaling bidang tugasnya lebih luas,’’ ujarnya.

Ketua Komisi I DPRD Kota Mataram, I Gde Sudiarta meminta Bagian Pemerintahan menyederhanakan pola pembayaran upah pekasih. ‘’Bisa saja lewat Ketua Forum,’’ cetusnya.

Terkait tuntutan kenaikan upah, hal itu kata dia, tidak bisa dilakukan pada APBD tahun depan, karena APBD 2018 akan diketok. Ini pengajuannya terlambat. Mungkin bisa lewat perubahan APBD,’’ tutupnya. (fit)