Lobar dan Lotim Pesimis Huntap Tuntas Tiga Bulan

0

Mataram (Suara NTB) – Pemkab Lombok Barat (Lobar) dan Lombok Timur (Lotim) pesimis pembangunan hunian tetap (Huntap) bagi korban gempa yang rumahnya rusak berat tuntas dalam waktu tiga bulan atau Maret mendatang.  Sementara itu, pemerintah pusat melalui  Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menargetkan pembangunan huntap tuntas dalam tiga bulan ke depan.

Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) Lobar, H. L. Winengan dalam rapat koordinasi percepatan pembangunan Huntap bersama Kepala BNPB, Letjen TNI Doni Monardo di ruang rapat utama kantor Gubernur, Jumat, 18 Januari 2019 sore. Hadir Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE, M. Si, Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, pejabat Kementerian PUPR, Kepala OPD Pemprov NTB dan bupati/walikota daerah terdampak gempa.

Bupati Lobar yang diwakili Kepala Dinas Perkim Lobar, H. L. Winengan mengatakan target Huntap tuntas pada Maret mendatang tak akan bisa dikejar jika melihat jumlah fasilitator yang ada saat ini, khususnya fasilitator rumah rusak berat. Ia menyebutkan dari 12.900 unit lebih rumah yang rusak berat di Lobar, jumlah fasilitatornya hanya 76 orang.

‘’Kalau bulan Maret dengan posisi fasilitator yang sekarang, itu ndak mungkin selesai untuk rumah yang rusak berat. Tapi untuk rusak sedang dan ringan itu selesai. Saya kira kalau rusak sedang dan ringan, dua bulan selesai. Apalagi kemarin 539 fasilitator kumpul termasuk Pokmas,’’ katanya.

Winengan mengatakan kendala pembangunan huntap bukan terletak di masyarakat. Tetapi minimnya fasilitator. Fasilitator bertugas membantu masyarakat atau Pokmas menyusun desain rumah.

‘’Untuk membuat gambar sangat berat. Adik-adik fasilitator takut sama pak Kapolda, Kajati. Kalau salah sedikit, dipanggil nanti,’’ katanya.

Untuk fasilitator ini, Winengan mengatakan Lobar membutuhkan 200 – 300 orang untuk mendampingi masyarakat yang rumahnya rusak berat. Jika jumlah fasilitator sebanyak itu, maka ia yakin pembangunan huntap akan selesai Maret.

‘’Kalau hanya 76 orang fasilitator, kami hanya mampu sampai Maret 2.000 unit. 10.000 unit di atas bulan Maret kalau hanya 76 fasilitator. Supaya segera mendroping fasilitator. Kemarin janjinya Desember turun fasilitator,’’ katanya.

Hal senada diungkapkan Wakil Bupati (Wabup) Lotim, H. Rumaksi SJ, SH. Rumaksi mengatakan lambatnya pembangunan Huntap, yakni rumah masyarakat yang rusak berat akibat aplikator yang tak punya uang. Di Lotim, banyak korban gempa yang memilih rumah instan sederhana sehat (Risha). Namun, aplikator yang menyediakan panel-panel Risha tak punya uang.

‘’Apa yang menjadi harapan kita tak akan terwujud. Karena mau beli aplikator tak punya uang. Pemerintah selalu yang jadi sasaran, berita hoaks. Selalu pemerintah pusat yang disalahkan tak punya uang,” katanya.

Rumaksi mengatakan, banyak aplikator di Lotim yang bekerja meminta duit duluan. Jika seperti ini maka pembangunan huntap akan sulit terwujud. Ia menyebutkan sesuai target, 9.700 unit rumah rusak berat harus tuntas dibangun pada Maret mendatang.

‘’Tapi hampir saya katakan mustahil itu akan selesai. Kecuali yang rusak sedang dan ringan. Karena turunnya pasukan loreng (TNI), kami punya keyakinan itu akan selesai,’’ ucapnya.

Disebutkan jumlah huntap yang sudah siap huni di Lotim baru 10 unit. Dari jumlah tersebut, sebanyak 2 unit merupakan Risha. Pemkab Lotim meminta dana bantuan diberikan langsung ke masyarakat. Namun dalam pembangunan huntap didampingi oleh fasilitator.

“Kalau diberikan ke aplikator maka akan sulit. Mungkin ada penyederhanaan mekanisme. Kalau mengharapkan aplikator, akan sulit sekali terwujud. Atau mungkin cari aplikator yang bermodal, kerahkan BUMN. Tugaskan para BUMN yang duitnya banyak supaya cepat selesai,” pungkas mantan Anggota DPRD NTB ini.

Pada kesempatan tersebut, Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah mengatakan jumlah dana yang sudah ditransfer ke NTB sebesar Rp3,5 triliun lebih. Dari jumlah tersebut, lebih dari 72 persen sudah ditransfer ke rekening masyarakat. Ia menyebutkan progres pembangunan huntap terus berjalan, sekarang hampir 4.000 unit huntap sedang dalam proses pembangunan.

“Untuk pemindahan dari rekening masyarakat ke Pokmas, kita harapkan tim pendamping bergerak, camat dan kepala desa turun. Jika seluruh kepala desa dan camat terlibat, maka cepat prosesnya,” katanya.

Wagub mengatakan saat ini pilihan tipe rumah sudah banyak, seperti Risha, Riko, Rika, RCI, Risba dan lainnya. Untuk Risba, pembangunannya tak membutuhkan waktu lama, hanya 2 hari, rumah sudah terbangun. Jika rumah model Risba diperbanyak maka ia yakin pembangunan huntap akan cepat selesai.

Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE, M. Sc mengatakan pemerintah terus menggesa pembangunan huntap. Berbagai potensi terus digerakkan untuk mengejar target pembangunan huntap agar tuntas Maret mendatang. Seperti penambahan fasilitator untuk rumah rusak berat dan rusak sedang serta ringan.

Kepala BNPB, Letjen TNI Doni Monardo mengatakan sesuai dengan Inpres, pembangunan huntap diharapkan tuntas Maret mendatang atau dalam waktu tiga bulan ke depan. Sebelum menggelar rakor, Kepala BNPB sudah turun ke Lombok Utara, melihat aktivitas pembangunan huntap.

“Ada sebuah dorongan agar masyarakat semakin bergairah bekerjasama. Karena di lapangan tadi, ada hambatan dalam kerjasama. Perlu ada pendekatan khusus, tokoh masyaakat terutama ulama mengingatkan hubungan sesama manusia. Pendekatan keagamaan bisa menarik masyarakat bekerjasama,” katanya.

Menurutnya, peran TNI untuk mengajak masyarakat bergotong royong. Tanpa gotong royong, kata Doni, maka pembangunan huntap akan lama. “Saya lihat di lapangan, mendapat bangunan bagus, masyarakat senang semua,” katanya. (nas)