Jelang UAS, SMPN 1 Labuapi Mantapkan Persiapan

0

Giri Menang (Suara NTB) – SMPN l Labuapi Lombok Barat (Lobar) memantapkan persiapan jelang ujian akhir semester (UAS). Anak-anak pun dihadirkan ke sekolah sesuai rencana jadwal untuk mengecek kehadiran dan kesiapan mereka menghadapi ujian akhir semester yang menentukan kenaikan kelas bagi peserta didik.

Kepala SMPN l Labuapi Ahmad Ansori SPd., M.Pd., saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat, 3 Desember 2021, menjelaskan, pada pelaksanaan ujian, pihak sekolah utamanya mengecek tingkat kehadiran anak. Hal itu dilakukan mengingat pandemi Covid-19 yang sudah hampir dua tahun, seolah anak anak lupa bahwa mereka masih sekolah, karena sebagian besar aktivitas mereka di rumah dan itu melalui daring saja. “Untuk merasakan bangku sekolah itu, mereka seolah lupa. Itulah pentingnya kenapa menghadirkan anak ke sekolah sebelum melaksanakan ujian,” ujarnya.

Pertengahan Oktober lalu, pihaknya mencoba menghadirkan anak-anak ke sekolah dengan melaksanakan tatap muka terbatas. Ini dilaksanakan karena pihaknya mempunyai dasar hukum tentang lima SMP yang boleh tatap muka. Selain itu, hampir 90 persen siswanya sudah divaksin dan hampir 90,8 guru-guru juga sudah melaksanakan vaksin. “Secara nasional sebenarnya target vaksin untuk guru 70 persen dan untuk siswa 80 persen. Kami sudah melampaui target itu yang menyebabkan kami melakukan tatap muka,” papar dia.

Tatap muka terbatas ini sebagai salah satu upaya persiapan anak anak untuk mengikuti ulangan. Selain itu juga memberikan materi, tentu dengan materi kurikulum khusus yakni pandemi atau kurikulum darurat. “Ujian ini dilaksanakan selama 6 hari. Efektifnya kita rencanakan dimulai hari Senin sampai hari Sabtu. Anak anak masuk jam 8 dan pulang jam 10,” terangnya.

Nilai ujian semester akhir ini adalah salah satu syarat untuk kenaikan kelas dan pada akhirnya juga menjadi syarat untuk kelulusan khusus kelas IX. Karena salah satu syarat kelulusan itu yakni nilai raport semester 1 sampai dengan semester 6 dan itu di rata-ratakan.”Jumlah siswa yang mengikuti ujian ini sebanyak 404 dari semua jenjang yaitu kelas VII,VIII, dan IX,” jelasnya.

Pihaknya memberikan materi-materi esensial untuk bekal saat ujian semester akhir kepada siswa. Dengan harapan anak bisa mengikuti ulangan dengan baik mendapatkan nilai dengan baik pula. Sehingga menghasilkan anak anak yang tuntas. Atau boleh dikatakan semua siswa memenuhi kriteria belajar minimal mereka.”Target kami siswa ini bisa memenuhi kriteria belajar minimal,” tegas Ahmad Ansori.

Menurutnya, karena pandemi ini menurunkan semangat belajar siswa dan ini menjadi kendala tersendiri. Jadi boleh dikatakan lose learning. Begitu juga hal ini tidak lepas kebiasaan belajar daring kemudian pemberian tugas juga tidak satu arah, begitu anak anak mengumpulkan tugas, dikoreksi, “kemudian tidak ada komunikasi dua arah dan ini yang menyebabkan semangat belajar anak ini menurun,” tambahnya. (her)