Wujudkan Generasi Muda Berkualitas

0

KUALITAS suatu bangsa atau daerah di masa yang akan datang sangat ditentukan oleh kualitas para remaja atau generasi mudanya saat ini. Untuk itu, membangun generasi muda atau remaja yang berkualitas tinggi menjadi sangat penting artinya dilakukan mulai sekarang ini. Guna memastikan generasi yang akan datang benar-benar generasi yang berkualitas dan mampu membawa kejayaan bagi bangsa dan daerahnya.

Untuk memperoleh remaja yang berkualitas, tentunya tidak hanya dari sisi kualitas pendidikannya. Sisi mental dan spiritualnya juga harus ditingkatkan kualitasnya. Sehingga generasi yang akan datang benar-benar menjadi generasi berkualitas seutuhnya. ‘’Tapi untuk mewujudkan hal itu bukan perkara mudah,” ungkap Kabid. KSPA Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi NTB, Drs. H.M. Jamaludin.

Tim Ahli Komisi IX DPR RI M. Akri, memberikan bingkisan kepada perwakilan pengurus ponpes Sa’adatudarain Leneng Praya

Tim Ahli Komisi IX DPR RI M. Akri, memberikan bingkisan kepada perwakilan pengurus ponpes Sa’adatudarain Leneng Praya

Di hadapan pengurus dan ratusan santri Pondok pesantren (Ponpes) Sa’adatudarain Wakan Kelurahan Leneng Praya, pada sosialisasi GenRe Ceria, Minggu, 4 Desember 2016, Jamaludin mengatakan,  membangun remaja atau generasi muda yang berkualitas saat ini dihadapkan dengan berbagai tantangan yang begitu berat. Mulai dari persoalan nikah dini, penyalagunaan narkoba hingga seks bebas. Dan, itu nyata terjadi di kalangan remaja di daerah ini saat ini.

Kasus pernikahan dini misalnya, angkanya cukup tinggi. Dengan persentase sekitar 51,8 persen. Itu artinya, dari 10 remaja di daerah ini ada 5 sampai 6 orang diantaranya menikah dini. Angka tersebut secara tidak langsung mempengaruhi indek kualitas ekonomis dan kesehatan masyarakat di daerah ini.

Kabid KSPA BKKBN Provinsi NTB, Drs, H. Jamaludin, memberikan bingkisan kepada perwakilan pengurus ponpes Sa’adatudarain Leneng Praya

Kabid KSPA BKKBN Provinsi NTB, Drs, H. Jamaludin, memberikan bingkisan kepada perwakilan pengurus ponpes Sa’adatudarain Leneng Praya

Salah satunya, angka kematian ibu melahirkan di NTB tercatat masih di atas rata-rata nasional. Karena memang banyak ibu hamil dari kalangan remaja. Lantaran dari sisi fisik dan mental belum sepenuhnya siap. Kondisi itu, berkorelasi dengan angka kematian bayi yang nyatanya sama-sama tinggi.

Kemudian dari aspek ekonomi, banyak rumah tangga dari remaja yang masuk kategori keluarga miskin. Lantaran banyak yang tidak memiliki pekerjaan. Karena dari sisi pendidikan dan keterampilan, masih sangat minim.

Para santri pada sosialisasi GenRe Ceria di Ponpes Sa’adatudaraian Leneng Praya

Para santri pada sosialisasi GenRe Ceria di Ponpes Sa’adatudaraian Leneng Praya

Kondisi tersebut semakin diperberat dengan kasus penyalahgunaan narkoba dan perilaku seks bebas di kalangan remaja yang sudah pada taraf mengkhawatirkan. ‘’Jadi memang butuh kerja keras dan dukungan semua pihak. Untuk bisa mendorong peningkatan kualitas remaja di daerah ini. Terutama kesadaran para remaja itu sendiri,’’ ujarnya.

Bahwa menikah dini, penyalahgunaan narkoba dan prilaku seks bebas harus dihindari. Jika ingin menjadi remaja yang berkualitas. ‘’Tanpa itu sulit untuk bisa membentuk remaja tangguh dan berkualitas,” tambah Tim Ahli Komisi IX DPR RI, Moh. Akri.

Para santri pada sosialisasi GenRe Ceria di Ponpes Sa’adatudaraian Leneng Praya

Para santri pada sosialisasi GenRe Ceria di Ponpes Sa’adatudaraian Leneng Praya

Menurutnya, remaja atau generasi memiliki andil dan peran besar dalam mensukseskan pembangunan. Terlebih jumlah remaja atau generasi tercatat cukup tinggi. Sehingga akan sangat menentukan kemajuan bangas dan daerah.

Di NTB sendiri imbuh Jamaludin, jumlah penduduknya mencapai 5 juta jiwa lebih. Dari jumlah tersebut, 1,5 juta jiwa diantaranya kalangan remaja atau generasi muda. Sehingga keberadaannya akan sangat menentukan keberhasilan pembangunan di daerah ini. Tapi dengan catatan, punya kualitas. Tanpa kualitas, banyak saja tidak akan artinya.

‘’Jumlah remaja atau generasi muda kita memang banyak. Tapi tidak akan ada artinya jika tidak punya kualitas. Untuk itu, mulai dari sekarang ini, para remaja dan generasi muda di daerah ini harus punya komitmen yang kuat untuk mau meningkatkan kualitasnya,’’ pungkas Jamaludin. (kir/*)