Warga Songak Gelar Event Budaya ”Bejango Bliq”

0

Warga Songak Kecamatan Sakra Kabupaten Lombok Timur menggelar event budaya Bejango Bliq selama dua hari, tanggal 3 – 4 November 2021. Acara dipusatkan di Masjid Tua Songak.

KETUA Panitia Bejango Bliq, Rofil Khairudin menjelaskan, bejango ini merupakan salah satu tradisi yang diwarisi para leluhur. Tradisi bejango ini coba tetap dipertahankan keberadaannya  di tengah gempuran era modernisasi.

“Tradisi bejango ini dijadikan sebagai acara tahunan oleh Lembaga Adat Darma Jagat Songak” terang Rofil – sapaan akrabnya.

Selain sebagai atraksi budaya, juga menjadi penyempurna dari ritual yang dilaksanakan secara individu. Dijelaskan, kegiatan budaya di Songak ini sebenarnya terlaksana tiga bulan lamanya. Yakni mulai bulan Muharam, Safar, hingga Rabiul Awal sebagai puncak kegiatan.

Dalam tiga bulan itu warga setempat setidaknya menggelar beberapa ritual adat. Yaitu Bubur Beaq pada bulan Muharam, Bubur Putiq pada Safar, dan Maulid Adat jari Minyak Songak serta terakhir bejango. Warga Songak memiliki prinsip lempot pumbak, itu sebagai prinsip keilmuan.

Ketua Lembaga Adat Darma Jagat Songak, Mastur Sonsaka, menerangkan munculnya tradisi ritual adat Songak ini berawal dari pesan leluhur dan sudah secara turun temurun diyakini warga. Isi pesannya,  ketika ingin bertemu, memiliki hajat, atau sedang mengalami sakit berat, maka datanglah melalui masjid menuju ke makam.

Masjid selain sebagai tempat ibadah juga dipercaya sebagai tempat tinggal sang leluhur. Sebenarnya, sambung Mastur, bejango ini tidak hanya dilakukan sekali dalam setahun. Melainkan juga dilakukan setiap hari Senin dan Kamis. Namun pelaksanaannya itu bersifat pribadi.

Sementara, tradisi yang dilakukan saat ini merupakan acara tahunan yang dilakukan secara kelembagaan. Bahkan bisa dikatakan sebagai penyempurna dari pelaksanaan ritual yang dilaksanakan secara individu.

Sedangkan untuk puncak acara yang dilaksanakan pada pagi harinya disebut Bejango Nyaur. Artinya membayar nazar bagi yang memiliki hajat.

Selanjutnya diterangkan, Desa Songak  telah ditetapkan sebagai salah satu desa wisata melalui surat keputusan Bupati Lotim, H. M Sukiman Azmy. Namun demikian, dinilai Mastur pemerintah belum  terlihat langkah nyatanya.

Ditambahkan, kegiatan ritual Bejango Bliq warga Songak ini bukan hanya atraksi wisata. Akan tetapi, bagaimana mempertahankan warisan leluhur agar dikenal generasi selanjutnya. (rus)