Warga Sekotong Lestarikan Budaya Gotong Royong yang Mulai Pudar

0
Ratusan warga dari berbagai daerah di Sekotong dibantu anggota TNI dari Koramil setempat melakukam gotong royong membangun Masjid Raudhatul Muslimin Dusun Telaga Lebur. (Suara NTB/her)

Giri Menang (Suara NTB) – Di tengah kondisi mulai memudar dan mersorotnya budaya serta semangat gotong-royong di berbagai daerah. Baik dalam beberapa kegiatan seperti membersihkan lingkungan dan membangun masjid (tempat ibadah), justru warga di Sekotong Lombok Barat berupaya melestarikan budaya yang diwariskan oleh nenek moyang tersebut.

Seperti warga Dusun Telaga Lebur Kebon Desa Sekotong Tengah Kecamatan Sekotong Lombok Barat membangun masjid patut dicontoh. Setiap hari mereka secara berkelompok dan bergiliran bergotong-royong. Pada saat pengecoran lantai I Pembangunan masjid Raudhatul Muslimin, ratusan warga dari berbagai daerah di wilayah Paling Selatan Lobar tersebut tumpah ruah membantu sesama warga.

Selain warga yang bergotong-royong, terlihat pula anggota TNI dari Koramil Sekotong ikut turun. Pemandangan ini sangat berbeda dibanding di wilayah perkotaan, dimana masjid dibangun oleh rekanan (rekanan). Warga cukup membayar rekanan membangun tempat ibadah.

Penghulu dusun setempat, H Abdul Hamid mengatakan budaya gotong royong di daerahnya terus dijaga. “Budaya gotong royong ini adalah warisan dari nenek moyang kita, dulu masjid ini dibangun dengan gotong royong oleh para pendahulu Kita,”tutur dia, Minggu, 4 Oktober 2020.

Menurutnya, gotong royong dari awal rencana pembangunan dilakukan warga. Mulai dari urunan dana secara swadaya hingga terkumpul uang untuk memulai pembangunan masjid. Tidak sampai di situ, warga juga bergotong-royong mengeluarkan bahan-bahan yang bisa diperolehnya dari kebun seperti bambu untuk keperluan mengecor bangunan, kayu dan lain-lain.

Warga juga bersama-sama menyiapkan bahan bangunan yang diperlukan sebelum mulai pembangunan.Tidak itu saja, warga bahkan mengeluarkan makanan (nasi bungkus) untuk dikonsumsi oleh warga luar yang datang membantu. “Per KK mengeluarkan 5 bungkus nasi,”tutur dia.

Sampai proses pembangunan masjid, warga tetap semangat bergotong royong. Mereka tetap mematuhi jadwal gotong royong membangun masjid. Bagi yang tidak keluar, diminta keikhlasannya mengeluarkan uang untuk kebutuhan makan warga dan tukang yang mengerjakan masjid.

Kadus Telaga Lebur Kebon, Mahnun mengakui semangat gotong royong warganya dalam membangun masjid tak perlu diragukan lagi. “Hampir setiap hari warga bergiliran gotong royong. Jadwal dan kelompok sudah dibagi untuk gotong royong dan itu dipatuhi warga,”aku dia. Menurutnya semangat ini menjadi modal utama dalam membangun masjid. Ia berharap semangat dan budaya ini bisa terus terjaga sampai kapan pun.

Babinsa Desa Sekotong Tengah, Sertu Gusti Ariawan mengatakan anggota TNI ikut membantu warga membangun masjid atas adanya permintaan masyarakat. Karena terkadang Koramil banyak kegiatan. Kadang-kadang ditugaskan di berbagai tempat.”Kami ikut membantu warga bergotong-royong membangunan tempat ibadah (masjid),”jelas dia.
Pihaknya juga ikut aktif dalam berbagai kegiatan gotong royong di desa. Seperti bersih-bersih selokan dan lingkungan. “Kami juga ikut aktif melakukan razia makser untuk penerapan protokol kesehatan di daerah ini,”imbuhnya. (her)