Warga Perlu Direlokasi, Ribuan Jiwa Warga Guntur Macan dan Kekait Rawan Terdampak Longsor

0

Giri Menang (Suara NTB) – Ribuan jiwa lebih penduduk yang tinggal di sejumlah desa di Kecamatan Gunungsari rawan terdampak longsor susulan. Seperti di Desa Guntur Macan, Gelangsar, dan Kekait Kecamatan Gunungsari rawan terdampak longsor.

Kepala Desa Guntur Macan, H. Murni mengatakan pihaknya tetap waspada terjadi longsor sebagian besar dusun di desa setempat. Sejauh ini warga di daerah yang rawan longsor masih tinggal rumah masing-masing, karena, tidak ada tempat lain. Kalaupun mau diungsikan ke kantor desa, justru kondisinya tidak ada tempat. Ia hanya bisa berdoa dan berharap tidak terjadi longsor. “Ada lima dusun yang rawan longsor, itu ada 1.000 jiwa lebih,” sebut dia, Kamis, 16 Desember 2021.

Langkah antisipasi yang dilakukan pihak desa mencari tempat yang tidak rawan dilanda longsor. Di desa itu hanya satu dusun yang terbilang aman. “Warga masih berada di rumah masing-masing, namun tetap waspada, berjaga-jaga,” ujarnya.

Terkait potensi pergerakan tanah di desa itu, sudah ada terjadi di bukit Korea. “Bahkan tiga hari setelah itu (banjir, longsor), terjadi tanah di bukit retak-retak,”jelasnya.
Dikhawatirkan, ketika hujan lebat air dari bukit Korea turun ke Guntur Macan. “Kan ada warga saya kena, satu rumah warga rusak,” imbuhnya.

Ia menyebut, terdapat 19 unit rumah rusak. Namun yang masuk data kerusakan 15 unit. Rumah yang rusak ini didominasi Rumah Tahan Gempa (RTG). Untuk perbaikan rumah ini, Kalau disamakan dengan RTG rusak berat Rp 50 juta, maka total dana yang diperlukan Rp 450 juta.

Sementara itu, Kadus Kekait Daye Yusron mengatakan bahwa warga tetap waspada longsor susulan. Total warga yang mengungsi 350 jiwa. Warga yang mengungsi terbesar di lima titik. Terbesar ada di masjid menampung 150 jiwa.

Sekretaris Kecamatan Gunungsari Musanif mengatakan dengan kondisi hujan terus terjadi pihaknya tetap mewaspadai beberapa daerah yang terjadi tanah bergerak. Seperti di daerah Kekait, Guntur Macan, dan Gelangsar, karena kemiringan di atas 70 derajat. Bahkan ada mendekati 90 derajat, seperti di Guntur Macan. Di samping ada banyak bebatuan yang membahayakan warga. “Karena ada informasi bahwa ada tanah bergerak,”ujarnya.

Sejauh ini, pihaknya fokus pada penanganan korban bencana di pengungsian. Karena dikhawatirkan ancaman malaria dan DBD. “Karena itu, kami selalu koordinasi dengan tiga puskesmas, untuk memantau korban bencana guna mencegah DBD dan malaria,”kata dia.
Selain itu pihaknya fokus pada penanganan dampak bencana seperti rumah rusak, baik rusak berat dan kerugian berat. Ia berharap agar Pemda Lobar dan Pemprov NTB mengatensi berbagai persoalan yang dihadapi. (her)