Taliwang (Suara NTB) – Sebuah kapal pariwisata yang berlabuh di sekitar perairan desa Kertasari diusir oleh warga setempat. Warga melarang kapal tersebut mendekat setelah diketahui akan menurunkan 15 orang penumpangnya yang seluruhnya turis asing.
Kejadian pengusiran kapal pariwisata itu sendiri terjadi, Jumat, 17 April 2020. Menurut pengakuan warga, kapal yang sebelumnya sempat akan berlabuh di Gili Nanggu, Lombok Barat itu tiba sekitar pagi hari. Melihat kedatangan kapal tersebut warga bersama pemerintah desa setempat langsung beramai-ramai menghadang.
“Biasanya kan sandar di pelabuhan BPM. Tapi kami curiga kok kapal itu tidak. Mereka berlabuh di tengah laut,” kata Andi Irma, salah seorang warga desa.
Upaya pengusiran oleh warga memuncak, ketika awak kapal pariwisata itu menuju darat dan seorang penumpangnya menggunakan sekoci. Ternyata, para penumpang kapal ingin berada di desa Kertasari. Tepatnya menginap di salah satu resor di ujung desa setempat.
Dikatakan Andi Irma, warga tidak menginkan hal tersebut terjadi. Sebab dikhawatirkan kehadiran belasan turis asing itu membahayakan kesehatan warga akan potensi terpapar virus corona. “Kami kan tidak tahu kondisi kesehatan mereka. Jadi untuk antisipasi dini terhadap Covid-19 yang sedang kita laksanakan, ya kita suruh pergi saja mereka,” cetusnya.
Diakui Andi Irma, saat memberikan pemahaman kepada pihak kapal pariwisata, sempat terjadi sedikit ketegangan. Terlebih pihak resort yang akan dituju berkeras menerima penumpang kapal dengan alasan telah memperoleh izin. Namun untungnya pihak kapal pariwisata sepakat untuk kemudian membatalkan niatnya menurunkan penumpangnya itu.
“Kami juga sebenarnya iba. Karena pengakuan pihak kapal, mereka sudah berbulan-bulan di laut tidak berlabuh karena ada penolakan juga. Tapi kita kan mau aman juga dari ancaman virus corona yang tengah mewabah saat ini,” sambung salah satu aktivis perempuan KSB ini.
Sementara itu Kepala Desa Kertasari, Syarifuddin mengatakan, apa yang dilakukan warganya tersebut semata bentuk kewaspadaan akan upaya pencegahan Covid-19. “Sekarang kan pemerintah semua waspada supaya virus itu tidak masuk ke wilayah kita,” cetusnya.
Ia juga menambahkan, jika saja tidak ada ancaman pandemi virus asal Wuhan, Tiongkok itu. Tentunya pemerintah desa dan warga dengan tangan terbuka menerima kedatangan kunjungan wisatawan ke desanya. “Kami juga sampaikan ke mereka. Yang kami lakukan ini semata untuk mencegah corona masuk ke desa kami,” pungkasnya.
Setelah mendapat penolakan warga, kapal pariwisata yang mengangkut 15 turis asing itu akhirnya kembali melanjutkan perjalanannya. Syarifuddin mengaku, tidak tahu tujuan selanjutnya kapal tersebut. “Sudah berangkat. Tapi kami tidak tanyakan mereka akan ke mana,” katanya. (bug)