Usai Nyepi, Angka Kunjungan ke Tiga Gili Kembali Turun

0

Tanjung (Suara NTB) – Pemda Kabupaten Lombok Utara (KLU) dan Pemprov NTB perlu bekerja keras untuk menaikkan jumlah kunjungan wisatawan ke daerah. Pasalnya, kunjungan ke NTB khususnya ke 3 Gili (Trawangan, Meno, Air) yang menjadi primadona selama ini, masih anjlok pascagempa. Hari Raya Nyepi, Kamis,  7 Maret 2019, angka kunjungan sempat meningkat. Namun setelahnya, mobilisasi pengunjung ke 3 Gili kembali turun.

Diakui GM Hotel Wilson, Kusnawan, Jumat,  8 Maret 2019, sehari sebelum Nyepi, angka kunjungan mengalami peningkatan, namun tidak begitu signifikan. Manifest penumpang pada Rabu,  6 Maret menunjukkan, angka kunjungan ke Gili Trawangan sebanyak 1.226 orang. Ini terlihat dari penumpang yang turun atau menginjakkan kaki di Trawangan. Sedangkan pada hari yang sama, penumpang yang bertolak dari Trawangan sebanyak 375 orang.

Sementara di Gili Air, penumpang yang turun (datang) sebanyak 564 orang, dan yang meninggalkan Gili Air sebanyak 217 orang. Sedangkan di Gili Meno, penumpang yang datang sehari sebelum Nyepi hanya berjumlah 69 orang, dan yang meninggalkan Gili Meno sejumlah 10 orang.

Menurut Kusnawan, peningkatan ini patut disyukuri di tengah keterpurukan angka kunjungan pascagempa 5 Agustus 2018 silam. Namun demikian, Pemda diharapkan memiliki ide guna menaikkan angka kunjungan pascagempa, khususnya pada momentum low season.

“Kunjungan tidak terlalu banyak, hanya 1.226 orang yang ke gili Trawangan. Kalau tahun lalu, kunjungan sampai dengan 3.000-an orang. Dan Nyepi tahun lalu, kita full kamar,” ujar Kusnawan membandingkan.

Di Hotel Wilsons, peningkatan kunjungan saat Nyepi memberi dampak terhadap peningkatan okupansi kamar hanya sebesar 2 persen saja. Dari kamar yang disiapkan, tidak seluruhnya terisi. Bahkan, kata dia, pada situasi low season saat ini, sejumlah properti dengan skala usaha menengah ke bawah ikut membanting harga dengan situasi ini.

Kusnawan menilai, angka kunjungan 1.856 orang di 3 Gili pada momen acara keagamaan di Bali merupakan indikasi masih jalan ditempatnya pariwisata KLU. Sebab meskipun okupansi naik, namun pendapatan properti tidak ikut meningkat karena pemberian diskon.

Kusnawan mendesak, baik Pemda Provinsi maupun Pemda Lombok Utara mengambil langkah strategis untuk mendukung pulihnya pariwisata. Minimal kata dia, sejumlah even yang menarik kunjungan wisata 3 Gili mulai disuguhkan oleh Pemda. Jika tidak demikian, ia khawatir sebagian besar properti tidak bisa lagi menurul tingginya biaya operasional.

“Makanya saya ngotot, harus membuat sesuatu untuk gili. Kami sendiri, sedang mengusahakan even Gili Begibung dengan kawan-kawan hotel lain secara swadaya,” tandasnya sembari berharap Pemda melakukan langkah yang sama dan lebih massif. (ari)