Ubah Mindset UMKM

0

Anggota DPRD Kota Mataram dari daerah pemilihan Sandubaya, Herman, A.Md., sejak periode pertama menjadi wakil rakyat, telah mempelopori terbentuknya Kampung UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) Babakan. Meski sudah terbentuk, nyatanya masih banyak hal yang perlu dibenahi.

Bahkan pihaknya sampai sekarang terus berikhtiar untuk mengubah mindset masyarakat yang notabene sebagai pelaku UMKM. “Ini perjuangan kita masih panjang. Karena mengubah mindset ini sangat sulit,” katanya kepada Suara NTB di sela-sela menerima kunjungan mahasiswa Universitas Nasional Jakarta di Kampung UMKM Babakan, Kamis, 4 Maret 2021.

Herman melihat “penyakit” UMKM rata-rata sama. “Jadi kalau ditanya apa kendalanya, selalu dijawab modal,” sesalnya. Padahal, tidak sedikit bantuan yang diterima oleh para pelaku UMKM di Babakan. Bahkan, pokir (pokok pokok pikiran) miliknya kerap dialamatkan kepada pelaku UMKM Babakan.  Tetapi rupanya, para pelaku UMKM ini masih saja merasa kurang. Sehingga mereka selalu berharap bantuan modal usaha, baik dari pemerintah maupun anggota dewan.

Wakil Ketua Komisi I DPRD Kota Mataram ini juga pernah menginisiasi pemberian dana bergulir. Sayangnya, program tersebut tidak berjalan maksimal karena mindset para pelaku UMKM yang keliru. “Mereka berpikir, dana itu kan milik Pak Dewan, sehingga tidak kembali,” ungkapnya.

Seharusnya, lanjut Herman, kalau program dana bergulir itu berjalan dengan baik, tentu akan dapat membantu lebih banyak lagi UMKM di Babakan. Dikatakan Herman, dari pokir miliknya, dia sudah membantu pelaku UMKM yang memproduksi alat penanak nasi atau dandang dan juga UMKM yang memproduksi roti dan lain sebagainya.

Para pelaku UMKM tersebut, kata politisi Partai Gerindra ini, mendapat bantuan modal usaha maupun bantuan peralatan. “Ada yang kita bantu mixer untuk produksi roti. Ada juga yang kita berikan modal untuk membeli material membuat dandang,” sebutnya. Tidak itu saja, anggota dewan dua periode ini, juga sedang memfasilitasi UMKM untuk labeling produk mereka.

‘’Kita sudah buatkan, tinggal ditempel saja, itu mereka tidak mau. Padahal merek ini penting sebagai identitas produk mereka,’’ demikian Herman. (fit)