Tiga Jembatan Putus di Bima, Kerugian Ditaksir Rp7,5 Miliar

0
Warga dan aparat saat membuat jalan alternatif di sekitar jembatan putus Desa Kawinda Nae Kecamatan Tambora. (Suara NTB/pusdalops)

Mataram (Suara NTB) – Dilaporkan ada tiga titik jembatan di jalur Tambora, wilayah Kabupaten Bima rusak diterjang banjir pada 8 Januari dan 24 Januari lalu. Taksiran  sementara kerugian tembus hingga Rp 7,5 miliar.

Informasi yang masuk ke Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD NTB, ada tiga titik jembatan yang putus diterjang banjir sebelumnya.  Diantaranya jembatan putus di sekitar tower BTS Desa Kawinda Nae Kecamatan  Tambora Kabupaten Bima. Peristiwa itu berlangsung Sabtu, 8 Februari 2020. Diawali luapan banjir hingga subuh pukul 05.00 Wita. Jembatan ini hilang tak tersisa setelah digerus banjir.

Masih di Desa Kawinda Nae, satu jembatan penghubung jalur provinsi lainnya putus. Jembatan ini jadi akses penghubung satu satunya  ke Desa Rasabou Kecamatan Tambora. Sangat sulit membuat jembatan darurat, karena dampak jembatan jebol menyisakan libang menganga dan cukup dalam. Namun ada rencana, BPBD bersama PUPR dan masyarakat membuat jembatan darurat setelah musim hujan berlalu.

Satu jembatan putus lainnya puluhan kilometer dari titik sebelumnya di ruas jalan yang sama, yakni jembatan penghubung Desa Rasabou dengan Desa Oi Panihi. Kondisinya nyaris sama, struktur beton jembatan nyaris tak tersisa, hanyut dibawa air bah dari pegunungan.

Kasubid Kedaruratan BPBD Kabupaten Bima, Bambang Hermawan memperkirakan, satu unit jembatan membutuhkan biaya hingga Rp 2,5 miliar untuk perbaikan. “Kalau tiga jembatan, kita taksir sekitar Rp 7,5 miliar. Tapi itu nanti kewenangan PUPR Provinsi,” kata Bambang kepada Suara NTB via ponsel Rabu, 12 Februari 2020.

Namun pihaknya sudah melaporkan kejadian itu ke Dinas PUPR Kabupaten Bima dan Dinas PUPR Provinsi NTB. Gambaran diperolehnya, tiga jembatan di Kawinda Nae sudah dialokasikan anggaran setelah dilakukan survei oleh Bagian AP Setda Kabupaten  Bima bersama Bidang Bina Marga Dinas PUPR Provinsi NTB. Survei berlangsung  Selasa, 11 Februari 2020.

Putusnya jembatan di Kawinda Nae bukan kejadian baru.  Pada banjir tahun 2019, jembatan ini rusak, namun masih bisa dengan sedikit perbaikan sehingga bisa dilalui kendaraan. Ketika datang banjir Sabtu, 8 Februari 2020, ruas jembatan yang rusak sebelumnya,  kembali digerus banjir dan menyisakan kerusakan parah.

Terpenting pihaknya segera membuat akses jalan darurat. Bersama  Camat Tambora Isra’ Wera dan warga Kawinda Nae, pihaknya membantu membuat akses jalan alternatif dan jembatan darurat. Sebagaimana penjelasan Camat Tambora, Isra’ Wera,  salah satu jembatan yang rusak paling parah di tanjakan tower BTS Kawinda Nae, tidak ada pilihan kecuali membuatkan jalur alternatif meski agak jauh. Bahkan untuk menghindari kemiringan yang curam, harus melalui kebun warga.

‘’Sudah kami buatkan jalur alternatif dengan alat berat. Alhamdulillah, kalau kondisi tidak hujan, jalur alternatif ini bisa dilalui,’’ ujarnya. Sementara dua  jembatan lainnya, dibuatkan juga jalur alternatif dekat dengan titik kerusakan.

Sementara langkah langkah yang ditempuh,  koordinasi dengan aparat kepolisian dan BPBD untuk mengamankan tiga titik kerusakan. Ini demi menghindari pengendara  melaju menerobos jembatan putus.  (ars)