“Grand Design” Penataan Ekas Belum Jelas

0

Selong (Suara NTB) – Rencana eksekutif menata kawasan wisata Pantai Ekas Desa Ekas Buana Kecamayan Jerowaru Kabupaten Lotim dinilai belum jelas. Belum ada rancana grand design yang jelas. Eksekutif diminta tidak latah dalam perencanaan pembangunan.

“Jangan karena alasan MotoGP lalu kita latah membangun,” terang Daeng menjawab media di Selong, Kamis, 5 November 2020. Menurut politisi Partai Golkar Lotim ini, perlu diperjelas dulu keberadaan grand design penataan Ekas. Dia tidak ingin penataan itu bersifat parsial. “Kita ingin menganggarkan dia (pantai Ekas-red) sekaligus,” paparnya.

Diketahui Lotim belum merevisi Peraturan Daerah (Perda) Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW). Lotim juga belum memfinalkan pembahasan Perda Rencana Induk Pariwisata Daerah (Riparda). Dua hal aturan ini dinilai menjadi salah satu penunjang utama untuk merancang pembangunan yang lebih berkelanjutan.

Daeng menginginkan, perencanaan pembangunan itu harus benar-benar dilakukan dengan baik. Tidak sekadar membangun yang pada akhirnya tidak bisa dimanfaatkan secara berkelanjutan. Daeng mengajak eksekutif mendesain perencanaan pembangunan yang lebih baik.

Penataan kawasan teluk Ekas ini diyakini tidak akan bisa selesai di era pemerintahan Sukiman Azmy dan H. Rumaksi. Akan tetapi, bisa dilanjutkan di era pemerintahan selanjutnya. Karenanya diperlukan desainnya yang jelas sehingga pembangunan menjadi tidak sia-sia.

Pengalaman sebelumnya, banyak kegiatan pembangunan yang berujung polemik dengan warga. Seperti buka jalan, ribut dengan warga pemilik lahan. Apalagi peruntukkannya sebagai tempat membangun hotel dan lainnya. Daerah-daerah yang dapat gelontoran dana pusat itu karena sudah memiliki perencanaan yang jelas. Seperti bidang pariwisata, sudah ada Riparda. “Kita belum punya,” imbuhnya lagi.

Kawasan Lotim bagian selatan diakui merupakan penopang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika di Loteng. KEK banyak diintervensi oleh pemerintah pusat. Uang pusat ini kata Daeng tidak bisa serta merta juga didatangkan. Perlu media menyambutnya. Salah satunya Riparda dan desain perencanaan pembangunan yang jelas.

Dewan Lotim prinsipnya setuju dengan perencanaan pembangunan kawasan Pantai Ekas. Hanya saja terbatas. Tidak Rp5 miliar seperti pernah disebutkan sebelumnya. Saat ini menurut Daeng, lebih fokuskan dulu pembagunan infrastruktur dasar, seperti air bersih, listrik dan infrastruktur dasar lainnya.

Tidak hanya Ekas. Kawasan wisata Sembalun pun juga demikian. Harus ada desain perencanaan yang jelas sebelum memulai penganggarkan penataannya. Bupati Lotim, H. Sukiman Azmy yang dikonfirmasi mengatakan penataan Pantai Ekas itu dihentikan dulu sementara. Dituturkan Bupati, Kamis kemarin ada empat kementerian mengunjungi Ekas dan Sembalun di bawah kementerian Maritim dan Investasi.

Penghentian sementara karena anggaran belum disetujui DPRD Lotim. “Ini kan baru permulaan,” urainya. Berapa anggaran untuk membuka jalan baru yang melinggar di Ekas itu belum jelas. Pemerintah Lotim sendiri sudah mencoba melakukan penataan dengan sistem swakelola. “Sekadar untuk beli minyak alat berat yang meratakan tempat rekolasi warga dan lainnya,” papar Bupati.

Penghentian rencana penataan itu, katanya, bukan berarti dibatalkan. Lotim tetap akan melanjutkan perencanaan pembangunan kawasan wisata Pantai Ekas. Anggaran Rp 5 miliar itu sebutnya sedikit. Sehingga dari dana itu hanya beberapa hal yang saja yang bisa dilakukan. (rus)