Terbatas, Jumlah SLB di NTB

0

Mataram (suarantb.com) – Jumlah Sekolah Luar Biasa (SLB) di NTB masih terbatas. Padahal pendidikan bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) juga sangat penting. Karena itu, pendidikan inklusi terus digalakkan. Juga diharapkan kesadaran orang tua ABK untuk menyekolahkan anaknya.

Kepala Bidang Pendidikan Khusus-Pendidikan Layanan Khusus (PK-PLK) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB, Drs. H.M. Idrus, M.Si., ditemui di ruang kerjanya, beberapa waktu lalu mengakui jumlah SLB di NTB sangat terbatas. Disebutkan, saat ini ada 40 SLB di NTB. Dari jumlah terzebut, SLB Negeri hanya 15 SLB. “Itu pun sudah satu atap, ada SD, SMP, dan SMA di dalamnya,” katanya.

Jika dibandingkan dengan SD, SMP, dan SMA/SMK jumlah SLB sangat kecil. Bahkan di satu SLB ada tiga jenjang pendidikan. Pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2017/2018 lalu, calon peserta didik baru di SLB seluruh NTB cukup besar. Tahun lalu jumlah  peserta didik baru hanya 40 sampai 50 orang di seluruh NTB. Tahun ini, peserta didik baru mencapai 84 orang.

“Bahkan ada satu SLB yang baru dibuka di Kabupaten Lombok Utara (KLU) memecahkan rekor satu kelas yang baru masuk sebanyak 18 orang. Itu besar sekali bagi kami,” kata Idrus.

Menurutnya, jumlah 18 peserta didik baru cukup besar, mengingat satu kelas SLB berisi sebanyak-banyaknya enam orang peserta didik. Berbeda dengan sekolah pada umumnya.

“Kalau kita aturan mainnya maksimum enam orang di satu kelas, bahkan kalau dia delapan orang kita buat menjadi dua kelas yang isinya masing-masing empat orang,” jelas Idrus.

Diakui Idrus, masih ada orang tua ABK yang malu menyekolahkan anaknya. Ia menyarankan agar orang tua ABK tidak perlu malu. Pihaknya berupaya memberikan edukasi agar orang tua ABK menyekolahkan anaknya.

Keterbatasan SLB itu juga membuat Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB mendeklarasikan diri sebagai provinsi yang menjalankan pendidikan inklusi, atau penyelenggaraan pendidikan yang menyatukan ABK dengan anak-anak normal pada umumnya. Dimana semua daerah harus melaksanakannya. Agar semua ABK dapat mengikuti proses pendidikan. “Mudah-mudahan itu semua merata,” ujarnya.

Peserta didik di SLB juga mendapatkan keistimewaan, seragam bagi ABK disiapkan termasuk peralatan pendidikan, seperti buku dan alat tulis. “Bila perlu kita antar jemput, ada biaya operasional untuk antar jemput, nanti Pemprov yang menyediakannya. Kalau memang tidak bisa antar jemput, ABK diasramakan,” kata Idrus. (ron)