Tanggap Darurat Banjir Bima Ditetapkan Sebulan

0
Zainal Abidin (Suara NTB/dok)

Mataram (Suara NTB) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB mengatakan sejak bencana banjir bandang yang menerjang tujuh kecamatan di Kabupaten Bima, telah turun melakukan koordinasi lintas sektor dan membentuk Tim Komando Tanggap Darurat. Status tanggap darurat bencana banjir bandang di Kabupaten Bima ditetapkan selama sebulan, mulai 2 April – 1 Mei 2021 berdasarkan SK No.131 Tahun 2021.

Kepala Pelaksana BPBD NTB, Ir. Zainal Abidin, M. Si., melalui Kasi Penyelamatan dan Evakuasi Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD NTB, Ibrahim Kurniawan yang dikonfirmasi Suara NTB, Kamis, 8 April 2021, mengatakan, Kalak BPBD NTB berangkat ke Bima pada Jumat, 2 April dan kembali ke Mataram, Selasa, 6 April 2021.

Ibrahim mengatakan, BPBD NTB melakukan koordinasi lintas sektor dan membentuk tim komando tanggap darurat. Kemudian, bersama stakeholders terkait melakukan evakuasi dan penyelamatan korban serta melakukan kaji cepat. “Kemudian mengirim logistik ke lokasi terdampak,” katanya.

Bantuan logistik yang dikirim berupa beras 15 ton, air mineral 1.598 dus, mi instan 1.550 dus, pop mi 572 dus. Selanjutnya, sembako 1.160 paket, selimut 150 lembar, perlengkapan bayi 731 paket, nasi 19.365 bungkus, dan perlengkapan mandi sebanyak 350 paket.

Selain itu, kata Ibrahim, BPBD juga mendampingi BPBD Kabupaten Bima untuk embangun posko induk dan posko lapangan, mendirikan tenda pengungsian dan pos kesehatan, mendirikan dapur umum dan pembersihan lokasi.

Untuk penanganan darurat banjir Bima, BNPB memberikan bantuan sebesar Rp500 juta. Selain itu, Pusdalop BNPB juga memberikan bantuan berupa air mineral sebanyak 2.302 dus, mi instan 1.342 dus, sembako 60 paket, selimut 100 lembar, terpal 50 lembar, paket sandang 25 paket, paket lauk pauk 25 paket, perlengkpan bayi 15 paket,  perlengkapan keluarga 15 paket, nasi 455 bungkus, gula 315 Kg, beras 2.005 Kg, pakaian 6 karung, telur 11 Krak, dan karpet 50 lembar.

Ibrahim menambahkan, BPBD juga mendampingi kabupaten Bima dalam menyusun rencana aksi pemulihan pascabanjir. “Kita menilai dampak, kita jadikan mana yang prioritas ditangani,” terangnya.

Untuk penanganan empat jembatan yang putus akibat banjir, kata Ibrahim, sesuai hasil rapat terbatas Gubernur, akan ditangani oleh TNI. TNI akan mengirim kapal perang Angkatan Darat Republik Indonesia (ADRI), rencananya akan tiba di Bima dalam waktu dekat.

Kapal ini rencananya akan mengangkut sejumlah kebutuhan korban banjir bandang di Bima, seperti halnya alat berat untuk memperbaiki infrastruktur yang rusak diterjang bandang.

Sementara itu, dalam rapat terbatas Gubernur bersama Presiden, dilaporkan sebanyak 9.563 unit rumah yang rusak, terdiri rusak berat 383 unit, rusak sedang 2.199 unit, dan rusak ringan 2.773 unit dengan estimasi kerugian sebesar Rp143.126.186.910. Kemudian,  infrastruktur kebinamargaan sebanyak 13 Unit dengan estimasi nilai kerugian sebesar Rp81.075.000.000.

Selanjutnya, infrastruktur irigasi sebanyak 46 unit dengan estimasi nilai kerugian sebesar Rp68.750.000.000.  Sarana prasarana pendidikan sebanyak 49 Unit dengan estimasi nilai kerugian sebesar Rp68.750.000.000.

Selain itu, sarana prasarana kesehatan sebanyak 29 unit dengan estimasi nilai kerugian sebesar Rp4.601.000.000. Fasilitas Umum Lainnya sebanyak 54 Unit dengan estimasi nilai kerugian sebesar Rp2.045.000.000.

Ternak masyarakat sebanyak 8.240 Ekor terdiri dari Sapi/ Kerbau 31 Ekor, Kambing 89 Ekor, dan Ayam/Itik/ Bebek 8.300 Ekor dengan estimasi nilai kerugian sebesar Rp. 1.037.500.000. Tambak masyarakat seluas 1112,5 hektare  terdampak terdiri dari Garam 432.300 sak, Udang10.000 Ekor, Nila 3000 Ekor, Bandeng 6.887.560 Ekor, Gudang Penyimpanan Garam 59 Unit, Tanggul Tambak 973 hektare  dengan estimasi nilai kerugian sebesar Rp. 49.062.829.000.

Lahan pertanian terdampak 4.415 hektare  terdiri dari Padi 4.256 hektare, Bawang Merah 49 hektare, Jagung 90 hektare  dengan estimasi kerugian sebesar Rp651.880.515.910. Sarana Air bersih/Minum terdampak untuk 9.563 KK dengan estimasi kerugian sebesar Rp28.688.580.000. Sehingga total estimasi kerugian sebesar Rp691.069.095.910. (nas)