Mataram (Suara NTB) – Tambang bawah tanah raksasa di Dompu, diperkirakan akan menyerap hingga 5.000 tenaga kerja. Tenaga kerja dari daerah Bima dan Dompu akan diprioritaskan. Sekitar lima tahun dari sekarang, tenaga kerja dengan kualifikasi teknik pertambangan dan teknik lingkungan akan sangat dibutuhkan di sana.
Menurut Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) NTB, Ir. H. Mohammad Rum, MT, pada tahap awal, yakni ketika konstruksi, tenaga kerja yang diserap oleh perusahaan tambang ini sekitar 4.000 orang. Sedangkan ketika akan beroperasi diperkirakan akan menyerap 1.000 tenaga kerja.
“Makanya kita harus manfaatkan untuk putra putri terbaik NTB khususnya di lingkar Bima dan Dompu. Pemda setempat harus menyiapkan dari sekarang,” katanya mengingatkan.
Karena tambang yang dibangun di bawah tanah atau ramah lingkungan, maka tenaga kerja yang dibutuhkan kualifikasinya adalah teknik pertambangan dan teknik lingkungan. “Karena ini dia ramah lingkungan. Itu yang perlu disiapkan,” tandas Rum.
Ia mengatakan, proses eksplorasi sambil menyiapkan studi kelayakan pembangunan tambang di bawah tanah tersebut paling lama sekitar lima tahun. Tambang emas raksasa ini paling lambat beroperasi 2028. Karenanya, tenaga kerja lokal dengan jurusan yang cocok dengan kebutuhan tambang itu harus disiapkan mulai sekarang.
Rum menambahkan, PT. Sumbawa Timur Mining (STM) akan memulai studi kelayakan konstruksi tambang raksasa bawah tanah di Dompu ini. Menurut rencana, 15 Agustus mendatang, STM akan kembali melanjutkan eksplorasi karena sudah mengajukan perpanjangan izin eksplorasi ke Kementerian ESDM.
‘’Dia sudah minta perpanjangan izin eksplorasi ke Kementerian ESDM. Insya Allah 15 Agustus sudah jalan. Mereka sangat serius. Dia sudah mengeluarkan biaya puluhan miliar rupiah di sana,” kata Rum.
Menurutnya, potensi cadangan emas dan tembaga yang terkandung di kawasan tersebut lebih besar dibandingkan potensi emas dan tembaga di tambang Batu Hijau Sumbawa Barat milik PT. Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT).
Rum menjelaskan, DPMPTSP sudah banyak yang diberikan informasi yang berkaitan dengan kegiatan eksplorasi emas dan tembaga di wilayah Hu’u, Dompu tersebut.
‘’Ini penambangan bawah tanah. Jadi, nggak menganggu permukaan. Makanya yang sedang dikerjakan, eksplorasi dan studi kelayakan yang sekarang ini. Studi kelayakan untuk konstruksi tambang bawah tanah yang sedang dikerjakan,” terangnya.
Mantan Kepala Bakesbangpoldagri ini mengatakan pihaknya akan terus mengawal percepatan realisasi tambang emas di Dompu tersebut. Karena dampaknya akan luar biasa untuk NTB jika nanti sudah beroperasi. (nas)