Tak Melaut, Nelayan Mataram Terima Bantuan

0
Seorang nelayan di Lingkungan Batu Ringgit Utara Kelurahan Tanjung Karang memperbaiki perahunya, Selasa, 23 Februari 2021. Akibat cuaca ekstrem yang terjadi, banyak nelayan tidak bisa melaut.(Suara NTB/bay)

Mataram (Suara NTB) -Cuaca ekstrem yang masih terjadi sampai minggu keempat Februari 2021 bedampak langsung pada kerja nelayan di Kota Mataram. Antara lain hilangnya pendapatan masyarakat karena tidak bisa melaut.
Salah satu nelayan di Lingkungan Batu Ringgit Utara, Kelurahan Tanjung Karang, Muhammad, menerangkan dirinya telah sepekan tidak melaut. Selama sepekan itu, dirinya hanya bertahan dengan bantuan yang diberikan pemerintah.
“Tadi pagi juga kita tidak berani melaut, ombaknya besar sekali jam 06.00 Wita tadi. Sudah seminggu angin kencang dan besar begini,” ujar Muhammad kepada Suara NTB, Selasa, 23 Februari 2021.

Menurut Muhammad, total bantuan yang diterimanya mencapai Rp2,4 juta. Bantuan langsung tunai (BLT) tersebut kemudian dimanfaatkannya untuk membeli jaring tangkap. “Ini saya beli Rp400 ribu. Panjangnya 100 meter,” jelasnya.

Muhammad mengaku jumlah yang diterima terkadang tidak dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari. “Yang dapat bantuan juga kadang-kadang 2-3 orang (per lingkungan). Digilir-gilir begitu, satu bulan sekali,” sambungnya.

Kepala Dinas Sosial (Disos) Kota Mataram, Hj. Baiq Asnayati menerangkan pihaknya telah menyalurkan bantuan bagi 150 KK nelayan di sepanjang pesisir Kota Mataram. Bantua tersebut disalurkan untuk membantu nelayan yang tidak bisa melaut karena cuaca buruk.

“Kita juga bekerjasama dengan Pengajian Al-Hidayah yang ketuanya saat ini Ibu Walikota terpilih. Bantuannya dari Disos ada paket mie instan dan air, kemudian ada paket dari Al-Hidayah,” ujar Asnayati, Selasa, 23 Februari 2021.

Jumlah penerima bantuan sendiri disesuaikan dengan pengajuan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Mataram. Di mana dari total 1.499 orang nelayan, 150 KK yang menerima dinilai mengalami dampak cuaca ekstrem paling berat.
“Dengan cuaca ini mereka tidak bisa melaut, dan ini sebenarnya sudah rutinitas kondisi alam ini,” jelasnya. Dalam proses pengajuan bantuan, seluruh nelayan tersebut direkomendasikan oleh masing-masing Lurah. “Pada intinya ini adalah permasalahan sosial. Jadi penyaluran bantuan harus cepat dan mudah,” sambungnya.

Seluruh bantuan tersebut juga didistribusikan di masing-masing Kelurahan untuk kemudian disalurkan ke penerima manfaat. Pihaknya berharap dalam waktu dekat kerja nelayan di Kota Mataram dapat kembali normal dengan berakhirnya cuaca ekstrem.

“Musim ini tidak terus-terusan berlangsung. Sepertinya cuaca buruk seperti ini bukan kejadian baru, dan ini dari tahun ke tahun nelayan sudah tahu antisipasinya,” tandas Asnayati. (bay)