Mataram (Suara NTB) – Memasuki pertengahan tahun adalah memasuki masa tahun ajaran baru. Biasanya, kebutuhan alat-alat tulis dan kelengkapan sekolah termasuk sepatu paling banyak dicari. Namun dampak pandemi Covid-19, keadaan tahun ini jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Tahun ajaran baru identik dengan kelengkapan baru. Dari TK, SD, SMP hingga ke perguruan tinggi. penyedia atribut sekolah biasanya panen penjualan. Meningkatkan sampai lebih diatas 100 persen dari biasanya.
‘’Tahun ajaran baru tahun 2020 ini jauh, penjualan sepatu turun sampai 70 persen,’’ ujar S. Widjanarko, pemilik Toko Sepatu Sandal Cakar Mas.
Ditemui di Sekretariat Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) Provinsi NTB, Selasa, 23 Juni 2020, Widjanarko mengatakan, biasanya jelang tahun ajaran baru penjualan di toko sepatu sandalnya di Cakranegara naik sampai 200 persen. karena wabah Covid-19 ini, ia kehilangan pasar cukup besar. namun untungnya, kondisi serupa tidak hanya dialaminya sendiri.
Akibatnya, ia harus menunda pesanan dari produsennya di Jakarta, Medan dan Jawa. Untuk menjamin keamanan konsumen, protokol kesehatan sebetulnya telah diterapkan. Misalnya, mengharuskan pengunjung ke Cakar Mas menggunakan masker.
Suhu badan juga harus dicek, tempat cuci tangan juga tetap disediakan. Dan tak kalah penting adalah menjaga jarak antar pengunjung di dalam toko. Dengan kondisi pasar yang demikian anjlok, sementara ini kata Widjanarko, 50-an pegawai yang dipekerjakannya belum ada keputusan dilakukan PHK. Ia mengusahakan dalam situasi seperti ini perusahaan dapat hidup bertahan.
‘’Kondisinya buruk. Karena sebelum lebaran kemarin juga sangat minim penjualan sepatu sandal,” demikian Widjanarko.
Pada bagian lain, Ketua Harian INTI Provinsi NTB ini juga menyampaikan kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan tak berhenti. Meskipun kondisi ekonomi separah ini di INTI Provinsi NTB yang menaungi lebih dari 1.000 anggota aktif lintas agama dan suku. Untuk mengurangi dampak pandemi Covid-19, INTI NTB tetap berkegiatan mengajak anggotanya untuk berbagi kelebihan kepada yang tidak mampu atau yang terdampak berat corona.
Sampai saat ini, lebih dari Rp1 miliar total dana yang berhasil dikumpulkan dalam berbagai jenis bantuan. diantaranya Alat Pelindung Diri (APD), sembako, dan kebutuhan lainnya. Bentuan yang terkumpul didistribusikan bersama TNI dan perangkat kelurahan/desa.
‘’Selain APD, kepada tenaga medis dan dokter yang berjaga malam di rumah sakit, tetap diantarkan kopi. Kopinya dari anggota yang jualan kopi. Kita bersama-sama melawan Covid,’’ demikian Widjanarko.(bul)