Tradisi ‘’Nyelametang Gumi’’ di Lobar, Hidangkan Ratusan Dulang Pesaji

0
Warga Kebon Ayu Kecamatan Gerung menggelar tradisi Nyelametang Gumi untuk menyambut musim tanam. (Suara NTB/ist)

Giri Menang (Suara NTB)  – Para petani yang ada di Desa Kebon Ayu, Kecamatan Gerung Lombok Barat (Lobar) girang menyambut musim tanam. Bentuk rasa syukur atas musim tanam ini, warga menggelar acara nyelametang gumi Rabu,  20 November 2019 sore.

Ratusan warga mengenakan pakaian adat Sasak berkumpul di area pertemuan kelompok tani setempat. Tokoh agama, tokoh masyarakat, hingga para remaja berkumpul melebur menjadi satu. Tokoh budaya mulai membacakan hikayat. Setelahnya, alim ulama membaca doa selepas berzikir.

Sedangkan para perempuan terlihat sibuk menyiapkan hidangan yang ditaruh pada dulang. Dulang ini berisi aneka macam hidangan makanan di dalamnya. Mulai dari ayam pelalah, opor telur, sate, hingga jajanan tradisional. Dulang ini dibawa oleh semua petani yang memiliki sawah di desa setempat.

Naharudin, salah satu tokoh petani di Desa Kebon Ayu mengatakan pemandangan ini baru di desa setempat. Para petani bersama putra-putrinya dari tujuh dusun berkumpul menjelang musim tanam. “Ini tradisi kami di desa untuk tasyakuran memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT atas kedatangan musim tanam,” ujar dia.

Dijelaskan, tradisi nyelametang gubuk atau gumi ini memiliki hakikat berdoa kepada Allah SWT agar musim tanam yang sudah datang bisa lancar. Tanaman petani tumbuh dengan subur dan dijauhkan dari hama penyakit. Tradisi ini, adalah warisan budaya yang sudah lama terjaga. Hanya saja sejak beberapa tahun terakhir pelaksanaannya terpisah.

Berbeda dengan tahun ini, para pemuda yang tergabung dalam Karang Taruna Desa menggelar pelaksanaan nyelametang gumi ini secara serentak. Lantas, mereka mengundang tokoh masyarakat desa hingga luar desa untuk datang ikut berzikir. Turut diundang, Camat Gerung H. Mulyadi, perwakilan Polsek Gerung, Danramil, para guru dan kepala sekolah. “Mereka ikut memanjatkan doa untuk mendoakan agar hasil panen para petani di desa ini bisa melimpah. Maklum, sebagian besar warga desa ini bekerja sebagai petani,”jelas dia.

Ketua Karang Taruna Desa Kebon Ayu Rasimin Abdul Malik mengungkapkan ini adalah acara yang dilakukan spontan. Tidak terjadwal karena murni antusias dari para petani. Karang taruna dikatakannya hanya memfasilitasi.

Menurut dia, tradisi ini sebagai warisan budaya yang luhur. Warisan budaya ini tidak saja menjadi ritual warga setempat, namun ke depan bisa menjadi salah satu objek wisata budaya yang bisa mendatangkan wisatawan. “Mengingat Desa Kebon Ayu kini sedang berbenah untuk menjadi desa wisata,”ujar dia.

Dalam kesempatan itu,diundang juga beberapa komunitas dan media untuk mempublikasikan kegiatan ini. Harapannya, Desa Kebon Ayu bisa dikenal memiliki warisan adat budaya Nyelametang Gumi ini di samping budaya lainnya. (her)