Smelter akan Dibangun dengan Kapasitas 1,3 Juta Ton Konsentrat per Tahun

0

Mataram (Suara NTB) – Tim Percepatan Pembangunan Smelter yang terdiri dari Pemprov NTB dan Pemda Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) menggelar rapat dengan PT. Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) terkait progres pembangunan smelter di KSB, Rabu, November 2019 di Ruang Rapat Utama Kantor Gubernur. Dari laporan PT. Amman Mineral Industri (AMIN), progres pembangunan smelter di KSB saat ini sudah mencapai 18 persen.

Pada 2019, akan diselesaikan persoalan lahan yang masih tersisa sekitar 6 hektare milik warga yang menolak lahannya dibebaskan. Selain itu, PT. AMIN juga akan segera merampungkan desain pembangunan smelter, termasuk lelang untuk proyek konstruksi pembangunan smelter.

Memasuki tahun 2020 mendatang, konstruksi pembangunan smelter akan mulai dilakukan. Berdasarkan laporan dari PT. AMIN, jumlah tenaga konstruksi yang dibutuhkan cukup besar.

‘’Dari hasil paparan PT. AMIN, rapat dua minggu yang lalu bahwa ada dua pemanfaatan tenaga kerja. Pertama pada tahap konstruksi smelter tahun 2020, cukup banyak,’’ sebut Asisten II Perekonomian dan Pembangunan Setda NTB, Ir. H. Ridwan Syah, MM, M.TP.

Rapat dihadiri Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE, M. Sc, Wakil Gubernur NTB, Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M. Pd, Penjabat Sekda NTB, Dr. Ir. H. Iswandi, M. Si, Presiden Direktur PT. AMNT, Rachmat Makassau, Project Manager PT. AMIN, Lukman Mahfoedz, Bupati KSB, Dr. Ir. H. W. Musyafirin, MM dan Kepala OPD lingkup Pemprov NTB dan Pemda KSB.

Ridwan menjelaskan, proses rekrutmen tenaga konstruksi pembangunan smelter ini melalui kontraktor pelaksana bekerjasama dengan Dinas Tenaga Kerja KSB. Selain membutuhkan tenaga konstruksi pada saat proses pembangunan pabrik pemurnian emas dan tembaga tersebut. Pada saat smelter itu beroperasi tahun 2022, diperlukan 100 orang engineer dan operator dengan kualifikasi S1 dan D-III. Engineer dan operator tersebut nantinya akan ditraining selama dua tahun kerjasama antara PT. AMIN dan salah satu lembaga.

‘’Dan rekrutmen pada masa operasi ini akan dilaksanakan pada pertengahan  tahun 2021. Yaitu jurusan elektro, mesin, kimia, sipil, metalogi dan fisika,’’ terangnya.

Untuk menyiapkan tenaga kerja lokal agar terserap dalam proyek pembangunan smelter dan pada saat beroperasi. Ridwan mengatakan, pihaknya sudah melakukan pembicaraan. Pemda akan bekerjasama dengan perguruan tinggi.

‘’Dari sisi pemerintah, kita akan melakukan revitalisasi SMK dan BLK. Dan kita akan mendorong pembangunan Politeknik Pertambangan,’’ imbuhnya.

Mengenai progres pembangunan smelter, pada 2019 ini paling tidak akan diselesaikan masalah  lahan dan perizinan-perizinan untuk smelter. Selain itu juga akan menyelesaikan seluruh perencanaannya. ‘’Dan kita juga mengusulkan kawasan 850 hektare sebagai kawasan industri jika dimungkinkan atau alternatif lain,’’ katanya.

Sementara, Presiden Direktur AMNT, Rachmat Makassau menjelaskan pengerjaan perubahan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) sudah selesai dan berjalan dengan baik. Termasuk pemindahan lokasi pembangunan smelter dan pembebasan lahan sudah berjalan dengan baik, meskipun masih ada 6 hektare yang belum terselesaikan.

‘’Progres pembangunan smelter sesuai dengan  rencana. Meskipun secara fisik tidak ada aktivitas, dalam pembebasan tanah. Tapi itu bagian dari program pembangunan smelter ini,’’ katanya.

Selain masalah pembebasan lahan dan desain yang akan selesai dalam waktu dekat. Selanjutnya akan masuk tahap lelang proyek konstruksi smelter. Setelah itu, akan masuk proses pengerasan tanah dan penyiapan lahan.

“Program pengembangan smelter di KSB, masih  sesuai dengan perencanaan. Kami tidak main-main dalam rencana ini,” tandasnya.

Hal senada dikatakan Project Manager PT. AMIN, Lukman Mahfoedz. Ia menyebutkan PT. AMIN akan membangun smelter dengan kapasitas 1,3 juta ton konsentrat per tahun. Ia menyebut, smelter yang dibangun di KSB merupakan pabrik pemurnian emas dan tembaga terbesar di dunia saat ini.

Dengan kapasitas smelter sebanyak 1,3 juta ton  konsentrat, maka akan dihasilkan 360.000 copper katode. Kemudian juga akan menghasilkan 1,2 juta H2SO4 cair. Selain itu 800.000 slake tembaga dan 51.000 gypsum. Selain itu juga menghasilkan 20 ton emas.

‘’Kita juga akan membangun infrastruktur pembangkit listrik tenaga gas. Karena ini persyaratan lingkungan. Kita akan membawa gas dari Sulawesi Tengah. Kemudian kita ubah gas lagi, kita pasang di pembangkit listrik di Benete,’’ terangnya.

Smelter yang dibangun di KSB menggunakan teknologi cukup canggih dari Jerman yang ramah lingkungan. Sehingga umur smelter tersebut dapat sampai 30 tahun. Tetapi konsekuensinya, memerlukan tenaga kerja yang punya keahlian atau skill untuk mengoperasikannya.

‘’Dalam pengoperaiannya membutuhkan operator dengan skill yang baik. Karena itu harus ada program training dan rekrutmen yang selektif,’’ terangnya.

Lukman menyebutkan,progres pembangunan smelter di KSB sudah mencapai 18 persen. Dengan terselesaikannya persoalan lahan, ia mengatakan progresnya akan semakin baik. “Kalau lahan terselesaikan, progresnya akan lebih baik. Dan kita akan bisa segera memulai pekerjaan di lapangan,” ucapnya.

Apabila urusan lahan tak diselesaikan 100 persen. Maka akan merepotkan nanti di tengah jalan. “Tinggal sedikit kita mohon agar diselesaikan secepatnya. Proyek ini memang sangat  ambisius di dalam penyelesaiannya. Schedule sangat ambisius. Karena konstruksi diselesaikan 33 bulan. Kemudian kita mulai kloter pertama tahun 2020,” pungkas Lukman.

Terkait dengan persoalan lahan yang tinggal 6 hektare, Wakil Gubernur NTB, Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalilah meminta Pemda KSB segera melakukan pendekatan ke masyarakat. Secara khusus ia meminta Bupati melakukan upaya persuasif kepada masyarakat yang belum mau dibebaskan lahannya. (nas)