Seni Burdah, Akulturasi Budaya Islam dan Lokal

0

Mataram (suarantb.com) – Pada pembukaan pameran MTQ Nasional ke-26 pada Sabtu, 30 Juli 2016 lalu ditampilkan kesenian musik bernuansa Islami. Salah satunya kesenian musik burdah dan hadrah. Kesenian burdah lahir dari akulturasi budaya Islam dan lokal atau budaya masyarakat Lombok.

Burdah

Hal ini ditandai dengan alat musik yang digunakan diantaranya; bedug, rebana, bass dan seruling. Musik Burdah sendiri dikembangkan dari musik hadrah, samrah, dan jenis musik Islami lainnya.

“Untuk liriknya sendiri, kami mengambil dari kitab Barzanji,” jelas Anggota Sanggar Purnama Ria, Fahmi Fanani yang tampil membawakan seni Burdah pada pembukaan pameran.

bedug

Fahmi menyampaikan kesenian Burdah ini merupakan kesenian musik Islami yang berkembang di beberapa daerah di Lombok. “Burdah biasanya ditampilkan saat peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Namun, kali ini kami khusus tampil sebagai hiburan. Bertepatan dengan MTQ, pemerintah daerah ingin menyuguhkan kesenian yang bernuansa Islami,” jelasnya.

Kelompok kesenian musik hadrah juga tampil dalam kesempatan tersebut. Pengurus Kelompok Hadrah Cahaya Rasul Pondok Pesantren Nurul Jannah, Ramli Ahmad menjelaskan burdah dan hadrah memiliki kesamaan dalam hal lirik yang dinyanyikan.

“Kita sama-sama bershalawat dengan diiringi musik. Tetapi, dalam hal irama musik, nada dan alat musik yang digunakan kita berbeda,” jelasnya.

Pada acara pembukaan tersebut, tim burdah tampil dengan 15 orang pemusik dan empat orang perempuan di bagian vokal. Sedangkan tim pemusik hadrah semua personilnya laki-laki. (ros)