Musda Golkar Ditunda, Ahyar Serahkan Keputusan ke DPP

0
H. Ahyar Abduh. (Suara NTB/dok)

Mataram (Suara NTB) – Pertarungan merebut kursi pimpinan di DPD Partai Golongan Karya (Golkar) NTB agaknya diliputi ketidakjelasan. Kendati demikian, lobi serta komunikasi politik sudah dilancarkan oleh H. Ahyar Abduh dan H. Suhaili FT, dua kandidat yang bersaing ketat merebut kursi pimpinan partai beringin itu.

Akan tetapi, jurus jitu itu rupanya gagal. Musyawarah daerah yang sebelumnya dijadwalkan berlangsung Rabu, 22 Juli 2020 gagal terlaksana. Pasalnya, pengurus DPP Partai Golkar yang juga sebagai pemilik suara dikabarkan tidak hadir.

Penundaan Musda Golkar menimbulkan spekulasi. Banyak yang beranggapan bahwa DPP Partai Golkar menunda karena menghendaki Walikota Mataram, H. Ahyar Abduh memimpin Partai Golkar NTB. Di sisi lain, DPD Golkar kabupaten/kota dan organisasi sayap sebagai pemilik suara dikabarkan masih menginginkan Bupati Lombok Tengah, H. Suhaili melanjutkan memimpin Golkar NTB.

Sebagai bentuk keseriusan maju pada Musda Partai Golkar NTB, Suhaili sempat membawa delapan Ketua DPD Partai Golkar kabupaten/kota di NTB untuk bertemu dengan Ketua DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto di Jakarta.

Menanggapi penundaan tersebut, Ahyar Abduh mengklaim tidak mengetahui persis informasi apakah pelaksanaan musda dilanjutkan ataukah ditunda. Pengakuannya sampai sekarang ini, belum ada pemberitahuan melalui secara tertulis dari panitia. “Saya tidak tahu persis sampai saat ini,” jawabnya.

Penundaan musda dipicu ketidakhadiran pengurus DPP Partai Golkar juga tidak diketahui. Menurut Ahyar, tanpa dihadiri oleh pengurus dari pemerintah pusat maka musda tidak boleh digelar. Pengurus DPP memiliki hak suara memilih kandidat yang dikehendaki.

Ahyar yang juga Walikota Mataram dua periode, menyerahkan sepenuhnya ke DPP Partai Golkar. Kalaupun musda tetap digelar tanpa dihadiri pengurus dari dari pusat, penilaian diserahkan ke DPP Partai Golkar. “Iya ndak tahu kalau ada Plt. Nanti pusat saja yang memutuskan,” tandasnya.

Sebagai kader Partai Golkar yang mengabdi puluhan tahun, dia mengikuti mekanisme apa saja yang ditetapkan oleh pengurus Partai Golkar di Jakarta. Ahyar sangat memahami bahwa Golkar taat asas. Sebagai kandidat bakal calon, ia menyerahkan sepenuhnya keputusan ke kader untuk memilih ataupun sebaliknya.

Sebagai politisi senior, Ahyar memiliki keinginan dan niat maju sebagai kandidat untuk memberikan kontribusi terhadap masyarakat NTB, baik dari sisi pembangunan, kesejahteraan dan lainnya. (cem)