JCH Asal Bima Dikabarkan Meninggal di Arab Saudi

0

Bima (Suara NTB) – Seorang jemaah calon haji (JCH) asal Desa Ntonggu Kecamatan Palibelo, Imo Ahmad Umar, diduga meninggal di Arab Saudi, Selasa, 30 Agustus 2016 sekitar pukul 04.00 waktu setempat. Belum diketahui penyebab meninggalnya perempuan berusia 69 tahun itu.

Plt Kepala Kemenag Kabupaten Bima, Drs, H. Syahrir, M.Si kepada Suara NTB, Jumat, 2 September 2016 mengakui hal itu. Kata dia, kabar meninggalnya satu orang jemaah itu diketahui berdasarkan informasi yang dikirim oleh Kepala Bidang Jemaah Haji Kakanwil Kemenag NTB.

“Kami mendapat laporan melalui pesan Whatsapp, ada seorang jemaah yang meninggal di Arab Saudi,” ucapnya.

Dikatakan, hingga saat ini belum menerima surat resmi dari otoritas terkait. Sehingga peristiwa itu belum ditindaklanjuti atau dilaporkan kepada keluarga jemaah haji ini, yang tinggal di RT 14 RW 04 Desa Ntonggu Kecamatan Palibelo.

“Kami masih menunggu laporan secara tertulis, makanya belum bisa ditindaklanjuti. Kami meminta agar keluarga tetap bersabar hingga informasi resmi diketahui,” katanya.

Syahrir berharap Ketua Kelompok Terbang (Kloter) 6 atau Panitia penyelenggara Ibadah Haji Daerah (PPIHD) Kabupaten Bima memberikan laporan resmi terkait informasi tersebut. Sebab dikhawatirkan informasi tersebut telah beredar luas, tapi kemudian informasi itu tidak benar adanya.

“Tahun lalu pernah ada kejadian serupa. Informasi ada jemaah yang meninggal. Setelah informasinya beredar luas, ternyata masih dalam keadaan baik-baik saja. Untuk itu kami berharap ketua Kloter dan PPHID segera melaporkan,” harapnya.

Dia menambahkan, tahun ini ada empat jemaah yang gagal berangkat setelah diperiksa di embarkasi Mataram sebelum diberangkatkan ke Arab Saudi. Satu orang jemaah diketahui sakit dan saat ini masih dirawat di RSUD Mataram dan tiga orang memilki kelainan jiwa.

“Pihak dokter dan otoritas terkait mengaku satu orang ini sakit dan perlu perawatan. Kalau keadaannya membaik akan diupayakan berangkat menyusul kloter tersisa. Sementara tiga orang tidak layak berangkat karena memiliki kelainan jiwa,” katanya menambahkan.

“Kalau masih kondisinya seperti ini ada dua pilihan yang kami tawarkan. Yakni menarik kembali uangnya dan pihak keluarga mengobati sakit jemaah ini agar cepat sembuh sehingga bisa diberangkatkan. Tapi hal ini tergantung pihak keluarga,” sebutnya.

Terkait empat orang yang gagal diberangkatkan itu. Pihaknya telah memberikan pengertian kepada pihak keluarga dan hal itu disikapi atau direspon dengan baik. Sembari menambahkan jumlah jemaah haji asal Kabupaten Bima yang berada di Arab Saudi sebanyak 351 dari 360 orang termasuk PPIHD dan petugas kloter.

“Kami berharap jemaah haji ini bisa pulang dengan selamat dan tidak terjadi hal-hal tidak diinginkan,” pungkasnya. (uki)