Inspirasi Alumni SMKPP Mataram yang Sukses Berwirausaha, Lesehan Tanaq Maiq ”Purnama”, Awal Berkembang dari Pesanan Ikan Bakar Pemancing

0

Selong (Suara NTB) – Ikan bakar Tanaq Maiq, Masbagek, Kabupaten Lombok Timur seperti menjadi magnet di Gumi Patuh Karya, selain kuliner Ayam Rarang. Jika sedang melakukan perjalanan dinas, rasa-rasanya tak lengkap, bila tak mampir menikmati menu ikan bakar di Tanak Maik yang sudah terkenal hingga ke kabupaten/kota lainnya di Provinsi NTB. Termasuk di luar Provinsi NTB.

Lesehan “Purnama”, yang paling terkenal dan ramai dikunjungi. Lesehan yang sudah belasan tahun menghadirkan kuliner khas lokal ini sudah sukses mengangkat nama Kabupaten Lombok Timur. Pemilik lesehan Purnama ini adalah alumni SMK Pertanian Pembangunan Negeri Mataram, Wariadi. Ikan bakar di lesehan ini rasanya sangat khas. Dibalur sambal matah. Campur pelecing, ayam bakar, dan sayur bening. Apalagi jika disantap saat perut sedang lapar.

Setiap hari ratusan orang berkunjung, menikmati ikan bakar yang segar. Karena ikan bakar yang disajikan adalah ikan – ikan yang baru diangkat dari kolam. Apalagi makannya di atas gazebo dengan pemandangan langsung kolam ikan dan alam sekelilingnya. Menambah nikmatnya suasana menyantap ikan bakar. Lesehan Purnama tidak terkenal dengan sendiri. Ada kisah panjang pemiliknya merintis usaha ikan bakar ini. Hingga berkembang sampai sekarang.

Wariadi menceritakan, ihwal usahanya ini mulai dirintis. Awalnya, bapak tiga anak ini adalah lulusan tahun 1997 SMKPP Negeri Mataram. Setelah lulus, ia bekerja di perusahaan tambak udang dan bandeng di Kabupaten Sumbawa Barat. sekitar empat bulan. Seusainya bekerja di tambak, ia kemudian pulang ke desanya, Masbagik Utara. Ada aset orang tuanya 27 are kolam kangkung yang kemudian dimanfaatkan sebagai kolam ikan budidaya. Saat itu, ia tidak memiliki modal untuk membeli bibit ikan.

Untuk memanfaatkan aset tersebut, Lantas, ia berinisiatif meminjam indukan 9 ekor ikan nila dari tetangganya. 3 betina dan 6 jantan untuk memulai pembibitan. Keuntungan pembibitannya dibagi bersama pemilik indukan. “Alhamdulillah, dari sana indukan ini menghasilkan telur dan anakan ikan yang cukup banyak. Dan berkembang. Sampai saya gandeng usahanya, di atas kolam adalah kandang ayam,” ujarnya.

Tak lama, usaha budidayanya ini bertahan. Karena ikannya diserang penyakit. Sampai akhirnya hampir kembali ke titik nol. Singkatnya, kolam-kolam ikannya hanya tinggal kolam.  “Kemudian saya menikah, tahun 2005,” ujarnya. Nasib baik menghampiri lagi. Pada satu waktu, sekelompok orang ingin memanfaatkan kolam-kolam ikannya sebagai lokasi pemancingan. Ikan pancingan dilepas sendiri oleh yang memanfaatkannya. Ia hanya menyediakan kolamnya.

Kegiatan pemancingan berlangsung. Para pemancing ini kemudian meminta Wariadi membuat ikan bakar, dari ikan yang berhasil dipancing. Ia mendapatkan jasa dari pesanan membakar ikan. Para pemancing itu juga meminta sekaligus disediakan nasi. “Mungkin karena cocok dengan rasanya, dan sambalnya. Kok jadi pada ketagihan. Dari sanalah mulai berkembang lesehan ini sampai sekarang,” terangnya.

Usahanya melakukan budidaya ikan dan mengembangkan kuliner ikan bakar ini, lanjut Wariadi, juga tidak lepas dari bekal ilmu yang diterimanya dari SMK PP Mataram. Saat sekolah, ia mendapatkan ilmu belajar berwirausaha, menganalisa usaha, layak atau tidaknya. Dan ilmu budidaya ikan air tawar sebagaimana jurusan yang diambilnya.

Sekarang Wariadi mempekerjakan 25 karyawan untuk melayani pesanan pengunjung. Dalam sehari, ia bisa menghabiskan satu kwintal ikan bakar. Secara ekonomi, Wariadi sudah sangat mapan. Dan ia sudah mampu menyediakan lapangan pekerjaan bagi orang lain. Usaha lesehannya ini juga telah menghidupkan daerahnya.

Sementara itu, Sugiarta, SPi., MPd., MSi, menegaskan, tidak pas jika SMK dikonotasikan sebagai penyumbang angka pengangguran di NTB. Terbukti, lulusan-lulusan SMK banyak yang menjadi wirausaha sukses. Dengan diberikan bekal kemampuan berwirausaha sejak di sekolah.

“Di SMK PP, lulusannya banyak menjadi wirausaha, dan sukses. Salah satunya, Wariadi, pemilik lesehan Purnama ini di Lombok Tengah ada inisiator kampung unggas, dan di Narmada, ada pengusaha pembibitan ikan. Di Mataram ada pembibitan bunga, dan banyak lagi,” katanya.

Apalagi sekarang di NTB , programnya 1 siswa SMK 1 usaha. Alumni-alumni yang sukses ini biasanya dijadikan sebagai tempat magang bagi siswa siswi SMK PP Negeri Mataram. Agar sukses berwirausahanya ditularkan. “Koordinasi antar alumni terus dibangun. Tidak dilepas begitu saja. Karena yang sukses ini menjadi contoh bagi adik-adik tingkatannya,” demikian Sugiarta. (bul)