Elpiji 3 Kg Diduga Digunakan untuk Omprongan Tembakau

0

Mataram (Suara NTB) – Tabung gas elpiji ukuran 3 Kg diduga banyak dipasok untuk bahan bakar omprongan tembakau. Akibatnya, masyarakat kurang mampu kerap kesulitan memperoleh barang subsidi tersebut. Dugaan ini menguat setelah Suara NTB menemui pangkalan elpiji di Pasar Dasan Agung, Mataram.

Kepada Suara NTB, Minggu, 21 November 2021, Sri yang merupakan pekerja di salah satu pangkalan menerangkan, pasokan gas elpiji dari agen ke pangkalan tidak mengalami kelangkaan. Hanya saja, saat ini ada sedikit perubahan yang ditemukan, bahkan bisa jadi modus oknum tertentu menyalahgunakan peruntukan barang subsidi tersebut.

Jika sebelumnya minim warga yang membeli langsung ke pangkalan, sekarang justru banyak. Bahkan, satu mobil bak terbuka berisi tabung gas elpiji bisa habis terjual dalam waktu setengah jam. “Sekarang banyak orang beli ke pasar. Selama ini ndak begitu dia. Jadi semua masyarakat ini ke pangkalan, kalau pagi setengah jam habis,” terangnya.

Perubahan lokasi pembelian warga ini, lanjut dia, bisa jadi karena harga yang ditawarkan murah, yakni Rp15.500 per tabung. Pun tidak menutup kemungkinan itu jadi modus oknum pengusaha nakal menampung lalu memasok stok untuk kegiatan industri.

Dalam satu orang, biasanya datang membeli dua sampai tiga tabung gas sehari. “Pengecer juga tetap cari ke sini, tetap saya kasi Rp15.500. Terserah nanti dia mau jual berapa. Warga ada yang ngambil dua, tiga untuk satu orang,” ujarnya.

Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Mataram, Uun Pujianto yang dikonfirmasi terkait adanya dugaan pemasokan elpiji Kg untuk bahan bakar omprongan tembakau mengaku, belum berani memastikan kebenaran informasi tersebut.

Meski begitu, dugaan itu akan menjadi bahan koordinasi pihaknya bersama satgas untuk membuktikan kebenarannya di lapangan. Jika terbukti persediaan elpiji banyak diperuntukkan bagi pengusaha tembakau, pihaknya akan mengambil tindakan tegas terhadap oknum-oknum nakal, sebab itu jelas menyalahi aturan penggunaan barang bersubsidi. “Nanti kita koordinasi dulu. Kalau benar diperuntukkan untuk tembakau kan salah. Nanti kita akan koordinasi dengan satgas, coba kita cek distributornya,” tandas Uun Pujianto. (jun)