Bank Sampah Al-Hakiki Berhasil Kembangkan Pupuk dari Sampah Organik

0

Mataram (Suara NTB) – Beberapa waktu lalu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) NTB sukses melaksanakan Gebyar Pilah Sampah untuk mendukung NTB Zero Waste dan NTB Zero Emissions 2050. Gebyar Pilah Sampah turut mengundang sejumlah pihak untuk berpameran, salah satunya adalah Bank Sampah Al-Hakiki.

Ketua Pengelola Bank Sampah Al-Hakiki, Yani Hijab mengatakan, Bank Sampah Al-Hakiki terletak di Desa Tanak Awu, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah. Bank Sampah Al-Hakiki berdiri sejak tahun 2019. Ide pembentukan Bank Sampah Al-Hakiki muncul setelah adanya pembinaan dari Dinas Lingkungan Hidup Lombok Tengah mengenai Kelompok Masyarakat Peduli Sampah.

“Setelah adanya pembinaan, kami membentuk Kelompok Masyarakat Peduli Sampah. Beberapa waktu berselang, kami mendirikan Bank Sampah Al-Hakiki. Pada awalnya, Bank Sampah Al-Hakiki hanya terdiri dari ibu-ibu. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, kami melibatkan pemuda-pemudi di desa,” ungkap Yani, Rabu, 8 Maret 2023.

Bank Sampah Al-Hakiki berfokus terhadap pengolahan sampah organik. Sehingga, Bank Sampah Al-Hakiki telah berhasil menghasilkan produk pupuk Takakura, Kasgot, Pupuk Organik Cair. Untuk jenis pupuk Takakura, mesti melewati proses fermentasi yang cukup lama. Sedangkan, pupuk jenis Kasgot dapat dihasilkan setiap hari, tanpa menunggu waktu lama.

“Saat ini, Bank Sampah Al-Hakiki sedang fokus mengembangkan budidaya maggot. Karena, maggot adalah pengurai sampah yang paling cepat,” terang Yani.

Berbagai jenis pupuk yang telah dihasilkan Bank Sampah Al-Hakiki dapat berfungsi sebagai penyubur tanaman dan penggembur tanah. Bank Sampah Al-Hakiki menjual pupuk dari harga Rp5.000 hingga Rp20.000. Harga masing-masing pupuk diklasifikasi berdasarkan berat.

“Sampah yang diolah tidak akan menghasilkan masalah, malah akan menghasilkan berkah. Selain berkah, sampah yang telah terolah dapat menghasilkan rupiah,” ujar Yani.

Bank Sampah Al-Hakiki merasa sangat bersyukur telah diajak untuk berpameran di Gebyar Pilah Sampah. Menurut Yani, Gebyar Pilah Sampah membawa dan menghasilkan hal positif untuk Bank Sampah Al-Hakiki. Sebab, Bank Sampah Al-Hakiki jarang mengikuti kegiatan yang sejenis dengan Gebyar Pilah Sampah.

Selain itu, berkat Gebyar Pilah Sampah, produk-produk dari Bank Sampah Al-Hakiki dapat dikenal oleh masyarakat luas. Gebyar Pilah Sampah membuka wawasan Bank Sampah Al-Hakiki soal ragam tata kelola sampah yang sudah ada di NTB. Kemudian, Bank Sampah Al-Hakiki juga bisa menjalin silaturahmi dengan berbagai pegiat lingkungan yang berasal dari NTB.

“Kami merasa sangat terkesan lantaran diundang ke acara Gebyar Pilah Sampah. Hal tersebut membuat pegiat lingkungan tidak lagi dipandang sebelah mata oleh berbagai pihak. Kami merasa Dinas LHK NTB makin memperhatikan pegiat lingkungan yang terdapat di NTB,” tandas Yani.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan NTB, Julmansyah S.Hut., M.Ap., mengatakan, Gebyar Pilah Sampah adalah edukasi untuk menguatkan pikiran tata kelola soal sampah yang dapat membuat NTB Bebas Emisi pada tahun 2050 makin nyata untuk diraih.

Selain itu, Gebyar Pilah Sampah adalah acara yang melibatkan pengunjung dalam skala yang banyak. Gelaran tersebut hendak memperlihatkan soal betapa beragamnya praktik-praktik pengelolaan sampah yang dapat menjadi strategi menyukseskan NTB Zero Waste.

“Di dalam acara ini, ada 40 pihak yang terlibat, yaitu komunitas, sekolah, dan kelompok yang memiliki strategi tersendiri untuk mengelola sampah di tempatnya masing-masing. Saya melihat bahwa 40 pihak tersebut telah dapat menjadikan sampah sebagai sumber daya utama untuk mencukupi kehidupan,” ungkap Julmansyah.

Julmansyah memilih banyak jenis tata kelola sampah agar masyarakat yang hadir dapat melihat dan meniru aneka jenis pengelolaan sampah yang ada di dalam Gebyar Pilah Sampah. Ia mengharapkan agar spirit mengenai sampah adalah sumber daya dapat ditularkan kepada masyarakat luas.

Disinggung mengenai keterlibatan siswa-siswi di Gebyar Pilah Sampah, Julmansyah menjawab, siswa-siswi yang hadir di dalam Gebyar Pilah Sampah kelak akan menjadi dewasa. Dengan pengetahuan yang benar soal tata kelola sampah, maka siswa-siswi tersebut akan menjadi orang tua yang dapat mengajarkan soal penanganan sampah yang baik di masa depan. Dinas LHK NTB telah mengarahkan agar siswa-siswi di NTB dapat bermitra dengan Bank Sampah yang ada di sekitar sekolahnya.

“Kami mengharapkan agar gerakan pemilahan sampah berbasis sekolah dapat menjadi hal yang baik dan ditiru oleh masyarakat NTB. Dengan melibatkan 3000 siswa-siswi, saya mengharapkan gaung dari Gebyar Pilah Sampah dapat menyebar hingga ke daerah yang paling jauh di NTB, atau daerah-daerah yang belum data mengikuti acara,” pungkas Julmansyah. (r)