Sumbangan Masyarakat Lebih Besar dari Dana Tanggap Darurat

0

Mataram (Suara NTB) – Pemprov NTB mengalokasikan anggaran sebesar Rp 4 miliar lebih untuk penanganan tanggap darurat bencana gempa bumi. Sementara itu, sumbangan dari masyarakat mencapai Rp7 miliar.

‘’Dana tanggap darurat dari Pemprov Rp4 miliar. Lebih banyak dari masyarakat, Rp7 miliaran,’’ kata Sekda NTB, Ir. H. Rosiady H. Sayuti, M. Sc, Ph.D ketika dikonfirmasi di Kantor Gubernur, Kamis, 23 Agustus 2018 siang.

Sumbangan sebesar Rp7 miliar tersebut, kata Sekda berasal dari keluarga besar Kementerian Pertanian sebesar Rp5,4 miliar. Kemudian dari keluarga besar masyarakat dan pemerintah Provinsi Jawa Barat, Sumatera Barat dan lainnya.

Mengenai penggunaan dana sumbangan tersebut, kata Sekda sudah clear. Mana yang boleh dipergunakan atau tidak untuk penanganan pascabencana. ’’Sudah clear dari BPKP. Mana yang boleh dan tidak,’’ ucapnya.

Ditanya mengenai rencana perpanjangan masa tanggap darurat penanganan bencana gempa, Sekda mengatakan masih dilakukan kajian. Lombok Utara sedang mengkaji apakah membutuhkan perpanjangan atau tidak. Karena daerah tersebut yang kena dampak paling parah.

Data Posko Penanganan Dampak Bencana (PDB) Lombok, sampai 22 Agustus 2018, gempa bumi yang meluluhlantakkan Pulau Lombok dan sebagian Sumbawa menyebabkan 555 orang meninggal dunia. Kemudian 402.529 jiwa warga mengungsi. Jumlah rumah yang rusak berat 76.765 unit, 1.229 fasilitas umum dan tempat ibadah rusak.

Daerah terparah kena dampak adalah Lombok Utara, sebanyak 466 jiwa meninggal, 829 jiwa luka-luka, 178.122 jiwa mengungsi dan 23.098 rumah rusak. Kemudian Lombok Barat, 40 jiwa meninggal dunia, 399 jiwa luka-luka, 116.453 jiwa mengungsi dan 37.285 rumah rusak.

Lombok Timur, 31 jiwa meninggal dunia, 122 jiwa luka-luka, 104.060 jiwa mengungsi, 7.280 rumah rusak. Kota Mataram, 9 meninggal dunia, 63 luka-luka, 18.894 jiwa mengungsi dan 2.060 rumah rusak.

Lombok Tengah, 2 jiwa meninggal dunia, 3 jiwa luka-luka, 13.887 jiwa mengungsi dan 4.629 rumah rusak. Sumbawa Barat, 2 jiwa meninggal dunia, 60 luka-luka, 6.131 rumah rusak. Sedangkan pengungsi masih dalam pendataan. Terakhir di Kabupaten Sumbawa, 5 jiwa meninggal dunia, 2 luka-luka, 105 rumah rusak dan pengungsi masih didata. (nas)