Skenario Setrum “Tanpa Kedip” di Arena MotoGP Mandalika

0
Petugas memeriksa secara rutin Gardu Induk Kuta yang akan menjadi salah satu yang mendukung keandalan listrik ke sirkuit MotoGP Mandalika ( Ekbis NTB/bul)

PT.PLN (Persero) mempersiapkan infrastruktur untuk mengalirkan setrum sebesar 5,2 Megawatt ke sirkuit MotoGP Mandalika di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. Setrum bahkan akan dibuat mengalir tanpa kedip (zero down time) untuk suksesi Indonesia sebagai tuan rumah balap motor paling bergengsi di muka bumi ini.

PLN membuat rekayasa. Setrum akan masuk ke arena sirkuit MotoGP dengan sistem pengamanan berlapis. Sebelum MotoGP dihelat jelang akhir tahun 2021 ini, dipastikan infrastruktur kelistrikan ke sirkuit Mandalika sudah tuntas.

Sirkuit MotoGP Mandalika masih dalam tahap pengaspalan, sebelum diuji kelayakannya.(Ist)

Dua Gardu Induk (GI) sudah siaga. GI Sengkol dan GI Kuta. GI Sengkol berkapasitas 120 Megavolt Ampere (MVA) dan GI Kuta  30 MVA. Per 2 Februari 2021, PLN melalui pihak ketiganya mengebut pemancangan tiang listrik beton dari GI Sengkol, hingga ke KEK Mandalika di Kuta, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah.

Ada 314 batang tiang yang harus berdiri untuk membentangkan Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM) 20 Kilo Volt (kV) dari kabel udara sepanjang 12,6 Km. Pemancangan tiang dilakukan dengan crane agar proses pemancangan tiangnya cepat.

“Per hari ini (2 Februari 2021) baru berdiri 105 tiang. Targetnya dua bulan semua sudah selesai,” kata salah dari tim pemancang tiang, dari PT. SHBB kepada media ini.

Pemancangan tiang listrik tidak serta merta mulus dikerjakan. Tantangannya besar. Di jalur pemancangan tiang, tidak semua warga setuju. Banyak yang menolak tiang listrik didirikan di lahannya.

“Padahal pemilik lahan sudah sepakat di depan Kadus (Kepala Dusun), dan tokoh-tokoh masyarakat untuk bangun tiang listrik. Galian untuk tiang yang sudah dibuat, tiba-tiba besoknya sudah tertimbun lagi,” imbuhnya.

Sirkuit MotoGP Mandalika adalah pertaruhan kehormatan bagi NTB dan Indonesia di mata dunia. Presiden Joko Widodo juga terus mengatensi persiapan menjadi tuan rumah. Karena itu, KEK Mandalika sebagai proyek strategis pariwisata nasional super perioritas harus benar-benar dipersiapkan.

Agar pemancangan tiang ke KEK Mandalika ini tidak terhambat penolakan sebagian pemilik lahan, PLN mencari jalan lain, yaitu berkoordinasi dengan Balai Jalan Nasional agar diberi rekomendasi menggunakan bahu jalan.

General Manager PLN Unit Induk Wilayah (UIW) NTB, Lasiran mengatakan, sebagai proyek strategis nasional, KEK Mandalika juga menjadi perhatian Direksi PLN. Skenario yang dibuat untuk mengamankan sirkuit MotoGP Mandalika dilakukan dengan sistem pengamanan kelistrikan berlapis.

Pertama, keandalan pasokan listrik di suplay dari GI Sengkol. Kedua, melalui GI Kuta kapasitas 30 MVA yang akan ditambah travo sebesar 60 MVA tahun ini. Ketiga, Genset Mobile  juga akan disiapkan. Dan keempat adalah UPS turut akan disiagakan di venue.

“Kalau Genset Mobile dan UPS kan tinggal pasang. Tinggal menyepakati posisinya,” jelas Lasiran.

Dari GI ke arena MotoGP, juga diskenariokan. Aliran listrik menggunakan jalur udara, dan kabel bawah tanah. Untuk kabel bawah tanah ini, PLN masih mengkoordinasikan jalurnya dengan ITDC. Rekayasa jaringan ini ditarget tuntas pada Juni 2021.

Kebutuhan listrik yang diminta ITDC ke PLN sebesar 5,2 Megawatt. Secara bertahap, hingga KEK Mandalika tuntas dibangun beberapa tahun kedepan, kebutuhannya dalam kawasan diproyeksikan sebesar 200 Megawatt.

Untuk memenuhi permintaan awal sebesar 5,2 Megawatt, PLN menyatakan sangat siap karena daya masih sangat surplus. Kapasitas pembangkit listrik yang dimiliki PLN di NTB saat ini  sebesar 318 Megawatt. Didukung oleh PLTMG Lombok Peaker sebesar 124 Megawatt, PLTU sebesar 100 Megawatt, serta pembangkit-pembangkit lainnya, diantaranya PLTMH, dan PLTS. Sementara saat beban puncak (saat penggunaan listrik serempak malam hari), kebutuhan listrik di NTB sebesar 256 Megawatt. Artinya, cadangan daya yang masih menganggur sebesar 62 Megawatt.

“Untuk kebutuhan listrik saat MotoGP, masih sangat bisa kita penuhi dengan cadangan daya kita yang masih cukup besar,” demikian Lasiran.

PT. Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) selaku BUMN pengelola KEK Mandalika memberikan keterangan melalui Managing Director The Mandalika, Bram Subiandoro. Hingga saat ini koordinasi intens dilakukan dengan PT. PLN (Persero) dalam rangka memenuhi kebutuhan listrik di dalam kawasan.

“ITDC akan bekerjasama dengan PLN untuk penyediaan kebutuhan listrik yang tertuang dalam Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (SJBTL) dan akan ditandatangani dalam waktu dekat,” ujarnya.

Dalam surat dimaksud ini, tertuang mengenai jumlah kebutuhan listrik disertai dengan penempatan instalasi dan kelengkapannya yang dibutuhkan saat penyelenggaraan event balap motor internasional di Kawasan Mandalika pada tahun 2021 ini.  Pada SPJBTL juga dijelaskan bahwa dalam upaya pengelolaan kebutuhan listrik yang termasuk dalam jaringan utilitas, akan dipegang oleh anak usaha ITDC, yakni ITDC Nusantara Utilitas (INU).

“Komunikasi kami dengan PLN secara intens dalam membahas kebutuhan-kebutuhan tersebut, baik melalui forum rapat atau diskusi, dan atau pertemuan dengan PLN. Koordinasi ini juga kami lakukan secara internal dengan anak usaha kami INU dan Mandalika Grand Prix Associa- tion (MGPA) mengenai kebutuhan listrik saat pelaksanaan event balap motor internasional maupun kebutuhan listrik di KEK Mandalika secara keseluruhan,” jelas Bram.

Kebutuhan tenaga listrik pada saat penyelenggaraan event balap motor internasional kata Bram mencapai -+ 5.2 Mega Volt Ampere (5,2 Megawatt). Kebutuhan ini diupayakan akan dipenuhi oleh PLN NTB yang menurut ITDC telah memberikan dukungan yang sangat luar biasa dalam persiapan penyelenggaraan event balap motor internasional. Hingga saat KEK Mandalika rampung secara total beberapa tahun kedepan, ITDC memperkirakan KEK Mandalika membutuhkan tenaga listrik sekitar 200 lebih Mega Volt Ampere.

Pembangunan KEK Mandalika yang saat ini tengah dikerjakan salah satunya adalah pembangunan infrastruktur dasar. Yaitu jalan akses di area timur menuju Dusun Gerupuk. Jalan ini dibangun dalam upaya mempermudah akses masyarakat dan tamu atau wisatawan saat dari dan menuju Dusun Gerupuk ke KEK Mandalika. Juga sedang dibangun jalan akses dan saluran di area barat kawasan, dekat dengan pintu barat KEK Mandalika.

Melalui anak usaha ITDC, yaitu ITDC Nusantara Properti (INP) yang berkolaborasi dengan WIKA Gedung, juga tengah dibangun Hotel Pullman yang menyediakan fasilitas jumlah 257 kamar termasuk dengan villa.

Sementara pembangunan yang sudah rampung adalah Masjid Nurul Bilad kapasitas 4.000 jamaah. Penataan pantai sepanjang 1,4 km yang disebut Kuta Beach Park. Serta bazar Mandalika sebagai sentra ekonomi bagi Usaha Kecil Menengah (UKM) yang terdiri dari 303 lapak.

Untuk persiapan balap MotoGP, Bram juga memaparkan, Pembangunan Jalan Kawasan Khusus (JKK) sepanjang 4,31 km saat ini sedang dalam proses pengaspalan service road yang sudah mencapai 1.450 meter. Bersamaan dengan pembangunan badan tunnel (terowongan) 1 dan 2 yang merupakan jalan bawah tanah yang menghubungkan bagian utara dan selatan di bawah lintasan.

“Jalan ini dimaksudkan untuk memudahkan mobilitas saat JKK digunakan untuk event tertentu, salah satunya adalah balap motor. Kami estimasi melalui pelaksanaan kegiatan event balap motor ini juga memperkerjakan lebih dari 7.500 tenaga kerja,” katanya.

Sesuai dengan timeline pada pertengahan tahun 2021, akan dilakukan proses penilaian dan pengesahan oleh Dorna Sports selaku pemegang hak penyelenggaran event balap motor internasional seperti MotoGP dan WorldSuperBike (WSBK).

“Namun untuk penyelenggaraan MotoGP akan kami serahkan sepenuhnya kepada Dorna Sports. Mengingat, masih adanya situasi pandemi Covid-19 yang juga menjadi perhatian kita dan masyarakat di Indonesia,” demikian Bram.

Persiapan penyelenggaraan MotoGP di Sirkuit Mandalika juga menjadi perhatian pemerintah daerah. Pemerintah Provinsi NTB juga terus berkoordinasi dengan berbagai stakeholders. Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, M.Sc., meyakini persiapan MotoGP masih on the track atau masih dalam persiapan dengan rentang waktu yang telah direncanakan.

“Pemerintah Pusat selalu berkoordinasi mengenai persiapan yang telah kami lakukan dalam menghadapi MotoGP. Semua masih dalam rentang waktu yang direncanakan, semua on the track, sebelum MotoGP akan terlihat,“ tutur Bang Zul sapaan akrabnya, saat mengikuti Rapat Koordinasi Pembahasan Isu dan Tindak Lanjut Pengembangan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Mandalika yang berlangsung di Ruang Kerja Gubernur NTB, Rabu (20/01) lalu.

Bang Zul, juga optimis bahwa event MotoGP 2021 di Sirkuit Mandalika akan berlangsung pada bulan November 2021. Hal ini dikarenakan jadwal SuperBike di Sirkuit Mandalika sudah rilis pada tanggal 8 November 2021.

“Kami sangat optimis dan Menteri Pariwisata (Sandiaga Uno) juga optimis. Karena menteri kita ini sudah punya pengalaman di salah satu event dengan Dorna, jadi sudah berpengalaman dalam hal negosiasi dan jadwal superbike sudah keluar pada tanggal 8 November dan pastinya jadwal MotoGP juga akan keluar pada bulan tersebut,” tutur Bang Zul.

Karena itu, orang nomor satu di NTB ini juga meminta seluruh stakeholders mematangkan persiapan Lombok, Indonesia sukses menjadi tuan rumah MotoGP.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Heru Saptaji mengatakan, KEK Mandalika bukan sekedar potensi NTB, namun jendela Indonesia di mata dunia. Lebih-lebih KEK Mandalika sudah dikenal sebagai tempat penyelenggaraan MotoGP di Indonesia pada tahun ini.

“Ini salah satu kesempatan emas yang tidak bisa dipunyai oleh seluruh negara. Jadi kesempatan emas ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Seluruh infrastruktur pendukungnya dipenuhi sama-sama. Kita berperan masing-masing sesuai fungsi kita,” ujarnya.

Investasi di KEK Mandalika menurutnya harus menjadi perhatian. Di satu sisi, Indonesia memiliki keterbatasan berinvestasi dan membangun KEK Mandalika. Alternatifnya, harus ada kerjasama dengan investor sebagai partnership. Agar investor tertarik, Heru mengatakan harus diyakinkan bahwa KEK Mandalika sebagai tempat yang aman dan nyaman berinvestasi.

KEK Mandalika sedang bergerak dengan penyiapan infrastruktur sirkuit MotoGP. Heru Saptaji mengatakan, dirinya tidak bisa membayangkan kedepan NTB akan seperti apa dengan adanya KEK Mandalika dan MotoGP.

“Yang jelas, multiplier effect yang muncul akan dahsyat, perputaran uang akan semakin besar. Sehingga menggerakkan ekonomi produktif dari hulu ke hilir. Misalnya ekonomi kreatif, community, development, makanan minuman, dan lainnya. Kedepan Bank Indonesia akan melakukan kajian dampak KEK Mandalika,” ujarnya

KEK Mandalika sudah memiliki jualan pariwisata. Meski sirkuit MotoGP belum rampung. Sudah bisa dipromosikan, misalnya, bagaimana model sirkuit MotoGP, sisi-sisi menarik di sirkuit MotoGP, sistem kelistrikan yang dibangun di arena MotoGP, posisi start pembalap, podium, dan sebagainya. Sisi – sisi ini menurutnya menarik bagi orang mendapkan gambarannya.

“Sekali lagi, NTB punya kesempatan emas (MotoGP), persiapkan seluruh infrastruktur pendukungannya dengan baik, dukung, dan kelola potensi ini dengan sebaik-baiknya,” demikian Heru Saptaji.(bul)