Sebelas Terduga Teroris Ditangkap di Bima

0

Mataram (Suara NTB) – Polisi mennagkap jaringan kelompok garis keras Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bima. Sebelas anggota kelompok yang berafiliasi dengan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) itu berhasil ditangkap. Khususnya yang berkaitan dengan penembakan polisi di Bima, 11 September lalu.

Densus 88 Anti Teror menggeber penangkapan sejak Senin, 31 Oktober 2017 hingga Rabu, 1 November 2017. Hasilnya, total 11 orang berhasil ditangkap. Dua diantaranya tewas dalam kontak tembak.

Sisanya sembilan orang akan menjalani pemeriksaan intensif di Mako Densus 88 AT di Jakarta dengan tenggat waktu hingga tiga hari ke depan. Mereka sudah diberangkatkan ke Jakarta.

Meski sekarang masih berstatus saksi, namun besar kemungkinan mereka bakal jadi tersangka dugaan tindak pidana terorisme.

Wakapolda NTB, Kombes Pol Tajuddin Kamis, 2 November 2017 menjelaskan, kepolisian masih melakukan pengembangan kasus serta perburuan sejumlah orang lainnya.

‘’Tergantung hasil pemeriksaan. Yang membantu melakukan, memberikan informasi, menyiapkan logistiknya, menyembunyikan. Semua itu bisa tersangka semua,’’ terangnya.

Para pelaku yang ditangkap diduga memiliki peran yang berbeda. Ada yang berkaitan dengan penembakan dua polisi di Bima, mengomandoi pelatihan fisik anggota jaringan serta buronan Poso.

Muhammad Iqbal Tanjung (28) diduga berperan sebagai eksekutor yang menembak Bripka Zainal di Jalan Soekarno-Hatta, Penatoi, Mpunda, Kota Bima atau tepatnya di depan SMKN 2 Kota Bima, Senin, 11 September 2017.

Iqbal dibonceng Rahmad Jalal alias Yaman (27) –pelaku yang tewas dalam kontak senjata Senin (30/10) di Pegunungan Ambalawi, Kabupaten Bima bersama Amir alias One Dance (37) yang juga tewas.

Kemudian Amir yang diduga mengokang senjata dan menembak Bripka Gafur di dekat SMPN 8 Kota Bima di Jalan Soekarno-Hatta, Penatoi, Mpunda, Kota Bima. Amir dibonceng Imam Munandar yang kini masih buron dengan membawa bekal senpi rakitan berikut tiga butir peluru kaliber 5,56 mm.

Dua anggota Polres Bima Kota selamat usai ditembak selepas mengantar anaknya ke sekolah. Sukses mengatasi sasarannya, mereka kemudian ke Pegunungan Mawu Rite, Ambalawi, Kabupaten Bima.

Selama pelariannya, kebutuhan makan mereka diduga disuplai Jasman Ahmad (28) dan Yoga (30) melalui Abdul Hamid (60), warga Dana Bura, Desa Nipa, Ambalawi, Kabupaten Bima.

Dua orang lainnya, Arkam (29) dan Yaser bin Thamrin (29) diduga terlibat pelatihan fisik untuk kalangan internal JAD Bima. Mereka berasal dari Penatoi, Mpunda, Kota Bima –kecuali Abdul Hamid.

Tajuddin menegaskan, pihaknya tidak segera berpangku tangan setelah sukses mengungkap para pelaku penembakan polisi.

‘’Sampai kapan pun juga masih kita kejar. Kalau memang ada yang mengkader, yang melatih itu tersangka semua,” sebutnya.

Penangkapan sejumlah terduga teroris itu setidaknya memperkecil ruang jaringan JAD Bima. Meski demikian, belum semua anggotanya tertangkap.

“Pemeriksaan yang satu nanti akan membuka yang lainnya. Tentunya itu nanti akan dihabisi sampai ke akar-akarnya. Kita mengharapkan habis masalah itu,” pungkasnya. (why)