Ribuan GTT dan Tenaga Operator Terima SK

0

Giri Menang (Suara NTB – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lombok Barat (Lobar) menggelar gebyar seni di bencingah akhir pekan kemarin. Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan peringatan Hari Guru Nasional dan HUT PGRI ke 72. Dalam kegiatan ini juga dilakukan penyerahan SK Penetapan guru tidak tetap menjadi guru tetap daerah. Penyerahan SK diberikan langsung oleh Bupati Lobar H. Fauzan Khalid secara simbolis kepada tiga perwakilan guru dan tenaga operator tidak tetap tingkat SD dan SMP.

Sebanyak 1.287 guru dan tenaga operator sekolah menerima Surat Keputusan (SK) untuk pemberian insentif bagi Guru Tidak Tetap (GTT) dan tenaga operator sekolah. Baik itu untuk SK tahap pertama maupun tahap kedua. Di mana dalam momenklatur SK itu, GTT diangkat menjadi guru Tetap Daerah (GTD).

Untuk distribusi SK ini nantinya akan dibagikan secara keseluruhan oleh UPTD di masing-masing kecamatan.“Sebanyak 1.287 guru dan operator tidak tetap diberikan SK, tapi penyerahan SK secara simbolis oleh pak bupati kepada tiga orang perwakilan guru dan tenaga operator,” jelas Kadis Dikbud M. Hendrayadi.

Dijelaska SK ini juga sebagai bahan pada saat pengajuan pembayaran insentif. Penerimaannya akan dirapel terhitung Januari hingga Oktober. Sedangkan November dan Desember akan diusulkan ulang.  Menurut Hendra, sebelumnya sudah ada sebagian GTT untuk SK tahap pertama yang telah menerima insentif untuk empat bulan. Sedangkan sisanya yang belum untuk SK tahap II, akan dibayarkan pada Desember 2017 ini, sepuluh bulan sekaligus.

“Secara keseluruhan semuanya akan segera terbayar. Setiap tenaga GTT akan dibayar sebesar Rp 400 ribu per bulan, maka totalnya mencapai Rp 4 juta, satu orangnya,” jelasnya.

Terkait dengan anggaran untuk insentif tersebut, Hendra mengatakan pihak pemda menggangarkan sekitar Rp 6,5 miliar. Di mana anggaran itu bersumber dari APBD Lobar berdasarkan kebijakan Bupati. Lebih lanjut ia menjelaskan, dengan telah diperolehnya SK Bupati tersebut, pada guru tersebut dapat mengajukan untuk memperoleh Nomor Unik Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (NUPTK) dan memperoleh Nomor Register Guru (NRG) secara nasional.

“Kalau sudah teregister sebagai guru secara nasional, mereka menjadi daftar tunggu untuk mendapatkan program, untuk memperoleh sertifikasi guru. Kalau itu sudah didapatkan ada peluang mereka untuk mendapatkan sertifikasi,” paparnya.

Lantas bagaimana dengan tahun depan? Menurut Hendra memastikan anggaran untuk insentif ini terus dianggarkan bahkan diupayakan bisa bertambah jumlah guru dan tenaga operator yang diberikan insentif tersebut. Bagaimana dengan guru no form seperti madrasah? Menurutnya kembali ke kebijakan anggaran yang mengatur di DPRD.

Terkait gebyar seni, jelas Hendra, merupakan kerjasama program Kemendikbud terkait seniman masuk sekolah. Rencananya melibatkan PAUD, TK dan SMA, namun setelah dihubungi beberapa sekolah kurang merespon, sehingga melibatkan SD dan SMP terdekat saja. Kenapa tidak melibatkan SD dan SMP yang lain, menurut Hendra mengingat waktu mepet. Sebab setiap penampilan bukan terdiri dari sekolah namun dua sekolah, sehingga perlu latihan gabungan.

Ia menambahkan momentum hari guru ini,seluruh prestasi yang diraih agar ke level provinsi dan nasional.“Harapan dari kegiatan ini,seniman yang membidani lahirnya gebyar ini akan dikerjasamakan dengan sekolah-sekolah untuk membina prestasi Lobar di FLS2N 2018,”jelasnya.

Sementara itu salah seorang guru SDN 3 Narmada yang menerima SK bupati tersebut, Harun mengaku bersyukur telah keluarnya SK tersebut. Menurutnya selain terbantu dengan memperoleh insentif, SK tersebut juga menjadi pintu masuk untuk memperoleh sertifikasi non PNS.“Perasaan saya sedikit bisa lebih nyaman, lebih lega dan berterima kasih kepada Pemda. SK ini juga sebagai syarat lampiran bahan untuk diajukan pada saat  pembayaran nanti,” pungkasnya singkat. (her).