Realisasi Investasi Masih Kecil

0
Pembangunan salah satu hotel di Jalan Udayana Mataram yang terus berjalan, Rabu, 23 Juni 2021. Di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung, iklim investasi untuk investor dengan penyertaan modal besar terbilang belum kondusif sehingga mempengaruhi realisasi investasi.(Suara NTB/bay)

Mataram (Suara NTB) – Realisasi investasi di Kota Mataram hingga pertengahan 2021 masih minim. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Mataram, Irwan Rahadi menerangkan dari target Rp800 miliar yang diberikan Pemerintah Provinsi baru tercapai sekitar Rp300 miliar di triwulan pertama.

“Itu dari sektor usaha saja. Artinya baik itu dari bidang pariwisata, perdagangan, pertanian, kesehatan, dan lain-lain,” ujarnya, Rabu, 23 Juni 2021. Kondisi tersebut menurutnya disebabkan oleh penyertaan modal dari investor yang terbilang masih kecil.

Iklim investasi sendiri diakuinya masih belum normal selama pandemi Covid-19 masih berlangsung. Di mana banyak calon investor yang telah menyusun rencana investasi di Kota Mataram memilih menunda realisasi hingga kondisi membaik.

“Misalnya ada dua hotel bintang empat yang direncanakan (pembangunannya) di sekitar Seruni itu malah menunda dulu. Padahal kita sudah mempermudah layanan, dan menyosialisasikan dengan pelaku usahanya. Termasuk membangun kerjasama dengan stakeholder terkait supaya (prosedurnya pengajuan investasi) dipermudah,” jelas Irwan.

Untuk itu, pihaknya saat ini lebih fokus pada investasi lokal seperti pembangunan hotel-hotel melati dan rumah kos yang disebut Irwan sedang menjamur. Jenis usaha dengan penyertaan modal kecil tersebut justru lebih bisa bertahan di tengah pandemi saat ini.

“Seperti kos-kosan itu sekarang ada di mana-mana. Itu juga masuk dalam investasi, dalam artian dia menanam modal untuk membangun, setelah itu terisi dan ada perputaran uang di situ. Di dalam perputaran uang itulah nilai investasinya ada,” ujarnya.

Di sisi lain, pergerakan investasi dari 2020 lalu juga disebutnya terus berjalan. Terutama melalui pembangunan beberapa hotel yang ada. “Seperti hotel yang sedang dibangun di Jalan Udayana sekarang, dari pembangunannya sudah ada retribusi sekitar Rp400 juta. Ini baru modal kerja saja. Belum kita membicarakan setelah operasionalnya nanti,” jelas Irwan.

Pihaknya berharap investasi tahun ini tidak separah 2020 lalu, di mana realisasi investasi terbilang stagnan. Dari target investasi Rp1,5 triliun, sampai akhir tahun hanya tercapai Rp900 miliar. “Semoga tahun ini bisa ada peningkatan,” tandasnya. (bay)