Reaktif, 15 Santri Klaster Magetan Dikarantina Terpadu

0

Sumbawa Besar (Suara NTB) – Gugus tugas penanganan covid-19 melakukan pemeriksaan cepat (rapid test) terhadap 40 santri yang merupakan Klaster Magetan. Hasilnya diketahui 15 santri reaktif, sehingga dievakuasi ke Pusat Karantina Terpadu.

“Klaster Magetan itu ada sekitar 40 orang yang kita dapat dan sudah di-rapid test. Dari pemeriksaan cepat itu, ada sekitar 15 yang reaktif. Mereka kita karantina terpadu di Hotel Suci,” kata  Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Sumbawa,  Drs. H. Didi Darsani, yang dikonfirmasi Minggu, 26 April 2020.

Dijelaskannya, 15 santri yang reaktif ini berasal dari Kecamatan Labuhan Badas, Sumbawa, Alas, Lopok, Lape, Buer, dan Lunyuk. Mereka sejauh ini dalam kondisi baik. Dalam waktu dekat akan diambil sampel swab untuk dilakukan pemeriksaan.

Jika hasilnya positif, nantinya akan dibawa ke rumah sakit. Begitupula keluarganya nantinya juga akan dilakukan pemeriksaan swab. Sedangkan terhadap 25 orang yang tidak reaktif, masih akan dilakukan tes cepat untuk kedua kalinya untuk memastikan hasilnya. Terhadap mereka saat ini diminta untuk melakukan isolasi mandiri.

Pihaknya juga masih akan menelusuri keberadaan santri Klaster Magetan lainnya di Sumbawa. “Kita masih nyari lagi, mungkin ada yang kececer di mana-mana. Informasi kita kumpulkan terus ini,” ungkapnya.

Sementara ini, kata Didi, jumlah orang yang ditempatkan di Pusat Karantina Terpadu semakin banyak. Tentunya harus segera dicarikan tempat lain untuk dijadikan tempat karantina terpadu. Apalagi kasus positif mengalami peningkatan dan penelusuran kontak juga terus dilakukan.

“Sudah banyak di Hotel Suci, harus cari hotel lain lagi. Sudah ada informasinya (hotel lain red),” bebernya.

Selain pusat karantina terpadu, jelas Didi, RSMA sebagai tempat rujukan juga dikhawatirkan penuh. Terhadap hal ini, informasinya pihak RSMA sedang memperluas ruangan yang lainnya.

Selain itu, Pemda Sumbawa juga sudah menyiapkan gedung baru RSUD Sumbawa untuk menampung pasien sebagai antisipasi melonjaknya kasus. Karena saat ini pelacakan kontak Klaster Gowa masih berproses. Ditambah adanya tambahan yang reaktif.

“RSUD juga kita dorong juga untuk siap-siap mengantisipasi adanya ledakan kasus dan melonjaknya pasien,” terangnya

Terhadap penanganan covid-19, lanjutnya, gugus tugas tetap bekerja sesuai dengan protap yang ada. Dengan adanya kebijakan larangan mudik, diakuinya cukup evektif untuk menghentikan orang masuk ke Sumbawa. Meskipun demikian, saat ini sudah ada sekitar 8.000-an Pelaku Perjalanan Tanpa Gejala (PPTG). Dengan sumber daya yang ada, tentunya tidak bisa sepenuhnya dilakukan rapid test. Sehingga yang fokus dikejar saat ini yang Klaster Gowa serta kontaknya.

Kemudian yang baru datang ke Sumbawa yakni Klaster Magetan. Makanya selain berusaha melakukan penelusuran, pihaknya juga berharap kepada masyarakat yang baru pulang agar  patuh menjalani karantina mandiri.

“Jadi kesadaran karantina mandiri itu sangat penting. Kemudian hindari kerumunan, jaga jarak, pakai masker dan lainnya. Mudah-mudahan cara ini efektif tekan penambahan kasus. Harapan kita bagaimana supaya kasus tidak meluas,” tandasnya. (ind)