Pusat Inkubasi Bisnis, Pembangunan STIP NTB Butuh Rp120 Miliar

0

Mataram (Suara NTB) – Pembangunan Science Technology and Industrial Park (STIP) NTB mendapatkan dukungan dari Pemerintah Pusat. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) memasukkan pembangunan STIP NTB menjadi salah satu dari tiga proyek strategis yang akan mendapatkan dukungan anggaran tahun 2022.

Kepala UPTD STIP NTB, M. Khairul Ihwan, M.T., dikonfirmasi Suara NTB, kemarin di Mataram, menyebut total anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan STIP NTB hingga benar-benar tuntas sesuai perencanaan awal sekitar Rp120 miliar. ‘’Kalau diusulan kita sekitar Rp120 miliar beserta isinya. Kalau bangunan fisik sekitar Rp100 miliar,’’ sebutnya.

Jika infrastruktur fisik telah terbangun, nantinya STIP NTB akan dilengkapi mesin Computer Numerical Control (CNC) atau mesin perkakas. Ihwan mengatakan, saat ini baru satu gedung manufaktur yang telah dibangun di STIP NTB. Menurut rencana, akan dibangun satu lagi, sehingga ada dua gedung manufaktur.

Selain itu, gedung inkubasi bisnis, show room UMKM, fasilitas umum seperti jalan, tempat parkir, dan masjid belum dibangun di sana. Sehingga, dengan adanya dukungan anggaran dari Pemerintah Pusat tahun 2022, diharapkan gedung-gedung yang belum ada bisa dibangun tahun depan.

‘’Saat ini baru kita punya gedung manufaktur 1 dari APBD 2019 sekitar Rp16 miliar. Tahun 2020 ndak ada bangunan, karena kena refocusing anggaran,’’ terangnya.

Ihwan menambahkan, dengan adanya dukungan anggaran dari Pemerintah Pusat tahun 2022 untuk pengadaan mother machine atau mesin perkakas, maka semua sparepart, seperti baut, as dan lainnya bisa dibuat di STIP.

Menurutnya, keberadaan mesin tersebut cukup penting. Karena biasanya untuk melipat pelat yang panjang dengan cara konvensional, dengan adanya mesin tersebut, cuma butuh waktu dua detik.

“Kemudian mau bikin pegangan kayak baut, kalau menggunakan mesin bubut konvensional bisa sampai satu jam. Tapi kalau mother machine, bisa tiga menit,” terangnya.

Jika pembangunan STIP NTB terwujud sesuai perencanaan, maka tempat tersebut akan menjadi pusat inkubasi bisnis. Kemudian akan menjadi tempat pertemuan antar UMKM, investasi, ilmuan dan pegiat UMKM.

‘’Dia akan bertemu dengan sendirinya kalau ada gedung manufaktur 1 dan 2 yang di dalamnya ada mesin perkakas tadi. Sentra-sentra IKM permesinan yang ada di Babakan, Getap, Kotaraja bisa ke sini. Kalau gedung inkubasi bisnis bisa dibangun, maka kegiatan di situ,’’ ujarnya.

Selain itu, lembaga-lembaga standarisasi dan perbankan juga akan berkantor di STIP NTB. Ia mengatakan, STIP baru ada di NTB, belum ada di provinsi lain di Indonesia. Di provinsi lain, cuma ada technopark. Kebanyakan dia melahirkan prototipe baru dan wirausaha baru.

‘’Sedangkan kita ada industrial park. Jadi ada miniatur-miniatur industri yang ada di kawasan ini. Yang bisa dijadikan trigger industrialisasi untuk berkembang di luar,’’ jelasnya.

Misalnya, IKM sepeda listrik, dibesarkan dua tahun di STIP NTB. Kemudian nanti setelah punya banyak kemampuan,  mesin, dan permodalan, berkembang di luar. ‘’Di sini tempat pembiakan UMKM,’’ katanya.

Sesuai rencana, kata Ihwan, selama lima tahun, sejak 2019 – 2023, STIP NTB menargetkan menciptakan 1.000 wirausaha baru. Untuk satu wirausaha baru, seperti IKM sepeda listrik, bisa menampung 12 tenaga kerja.

Pada 2020, kata Ihwan, dengan kebijakan stimulus ekonomi yang dibuat Pemprov NTB ada 61 IKM yang terlibat untuk memproduksi 1.600 mesin olahan dalam waktu dua bulan. ‘’Sekarang mesin apa saja sudah bisa dibikin oleh IKM-IKM permesinan di NTB kategori olahan,’’ tandasnya. (nas)