PT ASDP Lembar Tertibkan Jalur Tikus di Areal Pelabuhan

0

Giri Menang (Suara NTB) – General Manager PT ASDP Indonesia Ferry Lembar, Anton Murdianto menegaskan pihaknya akan menertibkan jalur tikus di areal pelabuhan setempat. Pasalnya, jalur ini menjadi celah masuk penumpang gelap yang menumpangi kendaraan truk. Penumpang ini tak punya manifest, sehingga tak tercatat di pihak pelabuhan. Untuk menertibkan jalur ini tak mudah, sebab masih ada saja penolakan dari oknum warga.

Namun penertiban ini harus dilakukan pihaknya, sebab jika tidak maka pihak ASDP bakal diberikan sanksi tegas oleh Kementerian Perhubungan. “Iya itu jalur tikus, itu wajib kita tertibkan (tutup) sebab kalau ndak maka kita kena denda dari Kemenhub,” tegas Anton saat buka puasa bersama wartawan, Kamis, 15 Juni 2017 malam.

Ditegaskan, pihaknya sudah melakukan kegiatan penertiban di sekitar lokasi mulai dari tahap sosialisasi. Masyarakat sendiri sudah tahu bahwa jalur itu segera ditertibkan. Hasil pantauannya, bahwa jalur ini kerap kali dijadikan oknum penumpang untuk masuk ke pelabuhan menumpangi truk. Bahkan banyak penumpang gelap masuk lewat jalur tersebut.

Pihaknya sudah mempelajari penumpang ini sengaja menunggu di sana. Ketika ada truk menganggur, mereka langsung masuk. Truk itu pun sudah menyiapkan tempat bagi para penumpang itu di bagian belakang sopir. Sejauh ini para penumpang ini tak masuk manifest sebab mereka tak membeli tiket di pelabuhan.

“Susah juga kalau ada kecelakaan nanti, padahal wajib ber-manifest,”tegasnya.

Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 29 tahun 2016 bahwa pelabuhan harus steril, tidak boleh ada jalur tikus. Jika dibiarkan, maka tentu ASD bakal mendapatkan sanksi dari pusat. Karena itu pihaknya mau tak mau harus menertibkan jalur ini. Sebab selain dikhawatirkan penumpang gelap itu dikhawatirkan adanya teroris yang menyusup masuk.

Diakuinya, penumpang yang menyeberang dari Pelabuhan Lembar-Padangbai sebagian besar memilih beralih menggunakan penyeberangan tol laut langsung Surabaya. Pihaknya pun memperbantukan kapal Fortling 7 untuk melayani jalur itu.

Terkait banyaknya penumpang beralih menggunakan tol laut, pihaknya tak menghitung rugi, namun mengedepankan pelayanan. Sebab pihaknya ada dua misi, yakni pemerintahan dan pembisnis.

“Semenjak adanya jalur langsung (tol laut) ke Surabaya penumpang banyak beralih ke sana,”aku Anton. (her)