Taliwang (Suara NTB) – PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) mengakui telah terjadi luapan air asam tambang di proyek Batu Hijau kecamatan Sekongkang. Pengakuan perusahaan tersebut disampaikan langsung oleh Manager Social Rersponsibility PT AMNT, H. Kasan Mulyono kepada wartawan usai menggelar pertemuan dengan pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Rabu, 15 Februari 2017.
“Dalam hal ini kita sudah melakukan kajian dan tindakan pencegahan. Penambahan kapur untuk menetralisir kondisi air sesuai SOP. Tapi memang curah hujan lebih besar dua sampai tiga kali dari debit normal di bulan yang sama pada tahun-tahun sebelumnya, sehingga tempat penampungan kita tidak mencukupi (terjadi luapan),” kata H. Kasan.
Ada dua sumber air sungai yang terdampak limpasan air asam tambang PT AMNT, masing-masing sungai Tongo Loka dan Sejorong. Pada sumber Sejorong disebutkan H. Kasan, airnya telah memenuhi baku mutu terutama pada segi keasaman dan lainnya. Namun pada sumber Tongo Loka tingkat kadar keasaman airnya sedikit di bawah baku mutu. “Kalau yang Sejorong memenuhi baku mutu tapi Tongo Loka agak di bawah baku mutu (keasaman),” paparnya.
Kasan menyatakan, terhadap kondisi air di Tongo Loka perusahan telah melakukan tindakan penanganan sehingga kondisinya telah kembali normal. Dan saat ini seiring dengan menurunnya debit hujan di sekitar areal tambang, limpasan air asam tambang PT AMNT sudah tidak terjadi lagi. “Dan perlu dicatat kita sampaikan, sejak sekarang sudah tidak terjadi limpasan lagi. Sudah normal tidak ada air yang melimpas lagi ke sungai-sungai,” klaimnya.
Selanjutnya ia menyampaikan, terkait curah hujan yang meninggi di tahun ini tidak bisa diprediksi sebelumnya oleh perusahaan. Namun demikian, jika kondisi yang sama kembali terjadi, PT AMNT telah menyiapkan skenario penanggulangan agar kejadian seperti sebelumnya tidak terulang.
Skenario yang disiapkan PT AMNT yakni memaksimalkan pemompaan air dari embung (areal penampung) ke lubang pit (lubang tambang). H. Kasan menyebutkan, perusahaan akan memanfaatkan lubang pit sebagai wadah penampung jika terjadi over kapasitas di dam penampung air asam tambang agar limpasan airnya tidak mengalir ke sungai. “Kita akan korbankan lubang tambang sebagai wadah penampung air,” sebutnya seraya menambahkan, jika kondisi cuaca sebelumnya tidak mampu diantisipasi perusahaan..
Sementara itu Kabag Humas Pemda KSB Abdul Muis Syaifi’i menjelaskan, dalam pertemuan tersebut bupati menekankan agar PT AMNT dapat membangun sinergitas dengan Pemda KSB dalam penanganan setiap persoalan yang memiliki dampak baik langsung maupun tidak terhadap masyarakat. Terutaman di sisi pengelolaan lingkungan, PT AMNT diminta menjalankan tugas-tugasnya dengan baik sehingga tidak merugikan lingkungan dan masyarakat. “Jadi intinya perusahaan harus ada keterbukaan,” cetusnya. (bug)