Protokol Covid-19 di Destinasi Wisata Belum Maksimal

0
IGB Sumbawanto. (Suara NTB/dok)

Taliwang (Suara NTB) – Kepala Dinas Pariwisata Pemuda Olahraga (Disparpora) Sumbawa Barat, Ir. IGB Sumbawanto M. Si mengaku, penerapan protokol kesehatan untuk pencegahan Covid-19 di destinasi wisata belum maksimal. Sebab banyak masyarakat yang datang berkunjung tidak menggunakan masker serta tidak menjaga jarak sesuai dengan himbauan pemerintah.

“Memang penerapan protokol kesehatan di destinasi wisata kita belum maksimal karena sarana penunjang yang tidak memadai,” ungkapnya kepada Suara NTB, Jumat, 10 Juli 2020 kemarin. Bahkan dari puluhan destinasi unggulan yang dimiliki, hanya Desa wisata Mantar saja yang dianggap sangat siap dari protokol kesehatan pencegahan Corona Virus Disease (covid-19).

Protokol kesehatan menjadi persoalan yang harus dimiliki di sejumlah destinasi wisata. Hal itu dilakukan dengan harapan tidak muncul kasus baru yang bersumber dari cluster wisata. Hanya saja yang menjadi masalah saat ini yakni anggaran yang terbatas. Sehingga Pokdarwis yang mengelola destinasi belum siap untuk menerapkan protokol dimaksud. Pemerintah juga masih kesulitan mengintervensi masalah itu di tengah keterbatasan anggaran. Karena sejauh ini yang baru dibantu hanya desa Wisata Mantar saja dengan 1000 masker dan tiga termo gun (alat cek suhu badan) sedangkan untuk yang lain belum. “Anggaran kita masih sangat terbatas untuk mengintervensi hal itu, sehingga kami hanya bisa menghimbau saja dan hasilnya belum maksimal diterapkan oleh pengunjung,” sebutnya.

Meski belum menerapkan protokol kesehatan, pihaknya tidak bisa menutup paksa destinasi wisata yang sudah dibuka. Karena banyak masyarakat yang menggantungkan hidup dari menjual makanan di destinasi wisata. Maka dari itu, pola yang diterapkan yakni memperbanyak sosialisasi ke masyarakat baik pengunjung maupun pedagang. Itu dilakukan untuk menekan penyebaran Covid-19 sehingga tidak muncul cluster baru. Pihaknya juga akan memanggil Pokdarwis untuk menyamakan persepsi dalam upaya penanganan virus tersebut. Karena jika hanya menunggu bantuan Pemerintah butuh waktu yang cukup panjang di tengah anggaran yang terbatas saat ini.

“Kita tidak bisa tutup begitu saja setelah destinasi wisata kita dibuka secara resmi di Mantar kemarin. Tapi kami akan memaksimalkan upaya sosialisasi dan memberikan himbauan supaya pengunjung bisa menaati ketentuan dalam upaya penanganan covid-19,” pungkasnya. (ils)