Prodi Arsitektur Unram Tawarkan Model Arsitektur Pariwisata

0

Mataram (Suara NTB) – Program Studi (Prodi) Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Mataram (FT Unram) menggelar acara Web Seminar (Webinar) yang mengusung tema “Arsitektur dan Pariwisata Berkelanjutan ; Upaya Menjaga Nilai dan Budaya Lokal Pada Masa Krisis Pandemi Covid-19 yang Melanda Dunia” melalui aplikasi Zoom Meeting, akhir pekan kemarin.

Wakil Rektor I Bidang Akademik Agusdin SE, MBA., DBA., mewakili Rektor Unram menjelaskan, penyelenggaraan webinar tersebut merupakan salah satu dari pengamalan Tri Darma Perguruan Tinggi dan juga diharapkan menjadi media untuk memperkenalkan Prodi Arsitektur Unram yang baru berdiri kepada masyarakat luas.

“Pendirian Prodi Arsitektur ini adalah impian sejak lama dari Unram, Fakultas Teknik dan stakeholder, semoga bisa berkontribusi bagi pembangunan daerah,” harapnya.

Agusdin juga berharap Prodi Arsitektur Unram dapat mengangkat kearifan lokal dari Pulau Lombok dan Sumbawa untuk dituangkan ke dalam bangunan yang bisa menjadi pusat ikonik bagi sektor pariwisata.

Ir. Nalla Krishna, IAI, AA., GP pemateri pertama yang menyampaikan materi di Bidang Arsitektur membuka bahasanya dengan menjelaskan arsitektur verknakular. Arsitektur vernakular merupakan model arsitektur bangunan masyarakat setempat yang sudah menjadi tradisi.

Dia menjelaskan dengan mengambil contoh rumah Gadang Sumatera Barat. Menurutnya, rumah Gadang dengan atap khas Bagonjong  tersebut sangat elaboratif dan menjadi ikon masyarakat Minang. “Arsitektur itu sudah masuk kepada kehidupan sehari-hari, bahkan mengalami modernisasi menjadi neo vernakular (vernakular baru/modern, red.) dengan tetap menjaga identitas lokal,” jelasnya.

Pemilik HST Architects and Designers itu mencontohkan neo vernakular atap Bagonjong pada rumah gadang telah menjelma menjadi banyak hal sebagai identitas masyarakat Sumatera Barat, seperti atap Bandara Internasional Sumatera Barat, atap Masjid Raya Sumatera Barat bahkan menjadi identitas bagi Rumah Makan Padang khas Sumatera Barat yang tersebar di seluruh Indonesia. “Jadi sudah masuk kemana-mana (arsitektur khas atap Bagonjong, red) dan sangat layak menjadi objek wisata,” terang arsitek profesional itu.

Dia mengajak mahasiswa Prodi Arsitektur Unram untuk mengkaji secara mendalam model arsitektur vernakular Lombok untuk dikembangkan menjadi neo vernakular, sehingga bisa menjadi daya tarik wisata.

Direktur Perencanaan Tata Ruang Kemenetrian ATR/BPN Ir. Dwi Hariawan S, MA yang mendapat giliran materi bidang Pembangunan Berkelanjutan, memaparkan ke depan pembangunan nasional akan mengacu pada SDGS yang memiliki 17 tujuan memerlukan perhatian dan usaha besar dari pemerintah pusat maupun daerah.

“RTR (Rencana Tata Ruang, red.) kita ke depan harus mitigatif dan adaptif terhadap bencana maupun iklim serta kordinatif dengan pemerintah, dan kedepan kita akan mengembangkan pula RTR digital,” urainya.

Dia berharap ada mata kuliah  untuk mahasiswa Prodi Arsitektur Unram yang menjelaskan pengaturan makro bagi Rencana Detail Tata Ruang (RDTR), sehingga bisa meningkatkan RTR nya.

Sementara itu Dr. Ir. Hari Santoso Sungkari, MH yang menyampaikan materi bidang Pariwisata menjelaskan, saat ini tugas arsitek adalah membuat sistem berjalan dengan baik dan ramah lingkungan serta membuat ruang sesuai dengan kegiatan yang dilakukan manusia. “Selain itu seorang arsitek di tengah pandemik saat ini juga berperan menerjemahkan protokol kesehatan menjadi bangunan, tentu tanpa mengurangi sentuhan kearifan lokal,” pesannya.

Dia mengingatkan sektor pariwisata yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah, perlu didukung oleh arsitektur yang mampu menampilkan kearifan lokal setempat dalam bentuk bangunan yang ramah lingkungan. (dys)