Positif Covid-19, Istri Anggota DPRD Kota Mataram Ditemukan Menginap di Hotel

0

Mataram (Suara NTB) – Kesabaran Tim Gugus Tugas Penanganan Coronavirus Disease atau Covid-19 sedang diuji. Salah satu pasien positif ditemukan menginap di hotel. Karyawan hotel akan menjalani pemeriksaan kesehatan.

Informasi dihimpun Suara NTB, pasien itu adalah RK (35), istri salah satu anggota DPRD Kota Mataram. RK terkonfirmasi positif setelah hasil swab diumumkan Pemkot Mataram, Senin, 4 Mei 2020.

Sesuai protokol penanganan Covid-19, tim terpadu menjemput pasien di kediamannya di Kelurahan Karang Baru, Kecamatan Selaparang. Namun yang bersangkutan tidak berada di tempat.

Tim terus mencari di rumah orangtua pasien. Hasilnya juga nihil. Tim gugus tugas kemudian berkoordinasi dengan aparat kepolisian untuk melacak keberadaan pasien.

RK akhirnya ketahuan menginap di salah satu hotel di Cakranegara setelah karyawan hotel memastikan identitas pasien dicari oleh petugas sama.

Dalam proses persembunyiannya itu, diketahui RK menginap bersama empat anggota keluarganya. Dari kediamannya, bersangkutan menggunakan jasa angkutan atau taksi online menuju hotel pada sore hari.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram, dr. H. Usman Hadi membenarkan, RK terkonfirmasi positif terinfeksi Covid-19.

Tim terpadu langsung melaksanakan prosedur tetap penanganan virus Corona mencari pasien untuk menjalani perawatan di rumah sakit. Namun demikian, tim medis tidak menemukan yang bersangkutan di kediamannya.

“Iya, memang positif. Setelah dicari tidak ada di rumahnya,” kata Usman dikonfirmasi, Selasa, 5 Mei 2020.

Pihaknya berkoordinasi dengan kecamatan untuk mencari tahu kemana pasien tersebut. Sikap tak kooperatif pasien ini dinilai akan membahayakan keluarga dan orang lain. Karena tidak menutup kemungkinan orang lain akan terpapar.

“Ini yang bahaya. Kita harap dia kooperatif saja. Mau diisolasi di mana tinggal komunikasi saja,” sarannya.

Ketua Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Mataram, H. Ahyar Abduh merasa dongkol dengan tindakan pasien tersebut. Secara prosedur tim bekerja dengan baik. Tetapi pasien memilih menghilang atau tidak berada di rumah saat dijemput.

“Ini kan bikin pekerjaan lagi,” jawabnya kesal.

Saat proses pencarian justru RK ditemukan menginap di hotel bersama anaknya. Kondisi ini akan membahayakan bagi karyawan hotel dan masyarakat lainnya.

Apalagi, informasinya sambung Walikota Mataram, yang bersangkutan menggunakan taksi online menuju hotel. Dan, sempat memesan makanan untuk makan sahur menggunakan aplikasi ojek online.

Pemerintah memiliki pekerjaan baru lagi. Artinya, karyawan hotel yang bersentuhan langsung dengan pasien harus dicek kesehatannya. Termasuk melacak taksi dan ojek digunakan saat ke hotel dan memesan makanan.

“Mau tidak mau harus kita tracking. Ini kan nambah pekerjaan lagi,” sesalnya.

Pemkot Mataram sangat serius menangani Covid-19. Tetapi sambung Walikota, jika masyarakat seperti ini akan memperlambat pemutusan mata rantai penyebaran virus Corona. Meskinya, pasien kooperatif menjalani prosedur. Meskipun tidak memiliki gejala apapun. Dikhawatirkan penularan melalui transmisi lokal. (cem).