PMK Mewabah, RPH Majeluk Masih Beroperasi Normal

0

Mataram (Suara NTB) – Rumah Potong Hewan (RPH) Rumenansia Majeluk Mataram tetap beroperasi normal di tengah mewabahnya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Lombok Tengah dan Lombok Timur. Ditutupnya pasar ternak di Kota Mataram dan beberapa daerah di Pulau Lombok tidak menjadikan aktivitas pemotongan hewan, khususnya sapi di RPH Majeluk juga berhenti.

“Kita tetap beroperasi normal. Sebelum atau setelah mewabahnya PMK di Lombok Tengah dan Lombok Timur tidak berpengaruh. Termasuk penutupan pasar ternak di Kota Mataram,” ujar Koordinator RPH Rumenansia Majeluk Mataram, Karya pada Suara NTB, Kamis, 19 Mei 2022.

Menurutnya, jumlah ternak sapi yang dipotong di RPH Majeluk sama dengan sebelum PMK mewabah, yakni 13 ekor. Meski demikian, sebelum sapi ini dipotong, pihaknya melakukan pemeriksaan kesehatan untuk memastikan sapi yang dipotong terbebas dari penyakit ternak. Tidak hanya itu, setelah dipotong, pemeriksaan kesehatan daging tetap dilakukan. “Ini untuk memastikan, daging yang dijual layak konsumsi dan terbebas dari penyakit,” terangnya.

Mengenai asal ternak sapi yang dipotong setelah PMK mewabah dan berdampak ditutupnya seluruh pasar ternak, Karya, menjelaskan, jika jagal yang memotong membawa sendiri ternaknya.

Ternak ini dibeli dari beberapa pemilik sapi yang ada di Lombok Barat hingga Lombok Tengah. Namun, sapi yang dipotong ini sudah terbebas dari penyakit setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan oleh pihak RPH.

Terkait waktu pemotongan, diakuinya, dilakukan pada pukul 4.30 pagi. Sapi-sapi yang dipotong datang saat tengah malam atau dini hari dibawa sama jagal menggunakan kendaraan bak terbuka. Setelah itu, para jagal bertransaksi dengan para pembeli yang sebagian besar merupakan pedagang daging di pasar tradisional yang ada di Kota Mataram.

Pihaknya berharap PMK tidak mewabah di Kota Mataram, karena sebentar lagi Hari Raya Idul Adha dan membutuhkan ternak dalam jumlah besar.

“Kalau saat Idul Adha, jumlah ternak yang dipotong di sini bisa 30 ekor. Namun, kemarin sehari sebelum Hari Raya Idul Fitri, jumlah ternak sapi yang dipotong di sini sebanyak 70 ekor,” ungkapnya.

Sementara pantauan Suara NTB, Kamis, 19 Mei 2022 jam 7 pagi, suasana RPH sudah sepi. Mendekati 7.30 hanya beberapa pedagang sedang memotong kepala sapi dan memisahkan tulang dan daging. Pembeli yang kebanyakan pedagang daging sudah pergi ke pasar tradisional tempat mereka berjualan.

Sejumlah petugas RPH juga membersihkan lantai RPH yang sebelumnya penuh dengan ceceran darah ternak dengan air. Aktivitas di RPH menjelang siang pun sepi. (ham)