Proyek Monumen Mataram Ditegur TP4D

0

Mataram (Suara NTB) – TP4D (Tim Pengawal, Pengaman Pemerintah dan Pembangunan Daerah) menegur pelaksana proyek monumen Mataram. Pasalnya, proyek bertahap itu pelaksanaan sempat molor. Sesuai kontrak, proyek akan berlanjut hingga 2019 dan tetap dalam pengawasan Kejaksaan.

‘’Kita sempat tegur keras  waktu itu.  Karena keterlambatan progresnya,’’ kata Kasi Intel Kejari Mataram, Agus Taufikkurahman, SH kepada Suara NTB Sabtu, 3 November 2018.

Keterlambatan disebabkan pelaksana kekurangan tukang  sehingga sulit mengejar progres yang ditetapkan dalam RAB. Pihaknya memanggil pelaksana serta semua pihak terkait seperti PPK dan KPA untuk rapat membahas itu.

‘’Teguran waktu itu karena kurang tukang.  Dia (rekanan) ndak bisa kejar ketertinggalan. Akhirnya kita panggil ,rapat bersama dan akhirnya diselesaikan,’’ jelasnya.   Saat ini proyek tugu itu sudah mencapai 80 persen bahkan lebih dan dipastikan target tercapai.

Pengerjaan tugu disebutnya hanya sampai bangunan berbentuk kubus di tengah bundaran. Selebihnya untuk tugu dan pengerjaan lanjutan akan dianggarkan tahun berikutnya.

‘’Kalau tugu sampai di situ saja pekerjaannya. Untuk tahap berikutnya nanti tahun depan. Karena beban anggaran Pemkot tidak cukup tuntas untuk satu tahun,’’ tandasnya.

Berikutnya Pemkot Mataram  tinggal melanjutkan proyek gapura perbatasan Lombok –  Barat dan Kota Mataram. Pengerjaan tugu itu ditargetkan tahun 2018 selesai. ‘’Tinggal tugu fisik tugunya, karena itu kan fabrikasi,’’ sebut Taufik yang juga koordinator TP4D Kejari Mataram.

Taufik berharap tidak ada lagi potensi kesalahan yang akan menghambat pekerjaan. Tugas timnya selama pendampingan memastikan tidak ada kesalahan administrasi sampai pengerjaan fisik yang berujung masalah pidana.

‘’Intinya, TP4D berharap, potensi kesalahan yang akan menghambat pelaksanaan proyek diharapkan tidak terulang,’’ pungkasnya.

Proyek ini diketahui jadi tanggung jawab Satker PUPR Kota  Mataram dengan nilai total Rp 15 miliar. Tahap kedua untuk pengerjaan dudukan monumen mencapai Rp 1,2 miliar. Saat ini dikerjakan  CV Satria Karya dan konsultan pengawas CV. Momen Estetika. Nama pekerjaan “Penataan Lanjutan Bundaran Lingkar Selatan Tahap Dua’’ dengan masa kontrak 120 hari.

Terpisah, Kadis PUPR Kota Mataram, Mahmudin Tura membenarkan ada teguran TP4D. Namun sudah ditindaklanjuti di pelaksanaan. “Laporan yang saya terima bahwa TP4D menegur kontraktor minggu lalu karena deviasi progres di lapangan sebesar 19 persen dari target,” jelasnya.  Namun setelah ada penambahan tukang dan ditindaklanjuti dengan pengecoran plat beton, progress bangunan dipastikannya sudah tercapai, bahkan surplus 4 persen. (ars/cem)