Pembangunan Dua Proyek Pasar di Sumbawa Molor

0
Sekretaris Bapenda Sumbawa, Arif Alamsyah (Suara NTB/ind)

Sumbawa Besar (Suara NTB) – Sebanyak lima proyek pembangunan pasar di Kabupaten Sumbawa dilakukan dalam tahun 2018 ini. Dari pembangunan yang dilakukan, dua diantaranya terjadi keterlambatan atau molor. Yakni pembangunan los Pasar Langam dan pembangunan 14 unit kios serta satu unit kantor Pasar Plampang.

Sekretaris Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Sumbawa, Arif Alamsyah kepada wartawan, menyebutkan, dari lima paket pembangunan pasar di tahun 2018 ini dua diantaranya sudah selesai. Yakni pematangan lahan Pasar Karang Dima dan Pasar Brang Biji. Kemudian satu pasar yakni Pasar Utan progresnya cukup bagus sekitar 70 persen.

Pasar ini kontraknya berakhir tanggal 22 Desember mendatang dan tersisa waktu selama 43 hari kedepan untuk menyelesaikannya. Kini pihaknya sudah meminta pelaksana melakukan penambahan jumlah pekerja. Sedangkan dua pasar lainnya yakni Pasar Plampang dan Pasar Langam terjadi keterlambatan. “Memang Pasar Langam dan Plampang terjadi keterlambatan,” ujarnya, Jumat, 9 November 2018.

Dijelaskannya, Pasar Plampang kontraknya berakhir pada 4 November lalu. Progresnya sudah 80 persen, terdapat keterlambatan 20 persen. Keterlambatan disebabkan lokasi kerja yang sempit, karena pembangunan kios dilakukan di tengah-tengah pasar. Selain itu waktu bekerja juga terbatas, karena sangat ramai pedagang. Hal ini mengganggu jadwal yang sudah ditetapkan. Pihaknya berencana melakukan pertemuan bersama kontraktor dengan meminta pendampingan TP4D. Nantinya, dalam pertemuan akan diminta penambahan waktu untuk menuntaskan pekerjaan. Pihaknya pun optimis dalam penambahan waktu nantinya pengerjaan bisa terkejar.

“Rencananya dalam pertemuan akan minta penambahan waktu sampai akhir bulan ini. Tentu dengan konsekuensi kontraktor dikenakan denda satu permil perhari dari nilai kontrak. Dalam penambahan waktu ini masih bisa terkejar. Karena bangunan kiosnya sudah selesai. Hanya ada tambahan untuk pekerjaan saluran dan kantornya,” terangnya.

Sedangkan Pasar Langam, kontraknya akan berakhir pada 12 November mendatang. Dari progresnya diakuinya terdapat deviasi sekitar 30 persen. Dimana kendalanya lantaran terjadi keterlambatan pengiriman material baja saat gempa. Begitupula para pekerja juga banyak yang pulang kampung. Hal ini memengaruhi jadwal kerja dari proyek pasar tersebut.

Rencananya, untuk menuntaskan pekerjaan, juga akan diminta penambahan waktu selama satu bulan dengan kewajiban kontraktor membayar denda. Pihaknya pun optimis pengerjaan bisa diselesaikan, karena pekerjaan yang ada tidak terlalu rumit, yakni pengerjaan los seperti halnya Pasar Brang Biji. “Bisa terkejar. Karena volume terbesar ada pada pekerjaan atap dan lantai keramik. Sekarang sudah proses pemasangan atapnya,” pungkasnya. (ind)